Pendekar Pedang Terhebat
a inginkan dariku?" Zero menggaruk
berada di sekitar
Odin?' gumam Vivi dalam hati sambil
khirnya berhasil menguasai jurus pertama yang ada pada kitab miliknya itu. Hari ini, di akhir latihannya Zero mampu meneb
ia berniat mencari keberadaan gurunya. Ia i
. Kioda awalnya tidak percaya, dan akhirnya ia mengajak Zero untuk menunjukkan hasil latihannya yang tadi. Tapi sayangnya, Zero menolak ajakan gurunya karena tubuhnya masih mera
*
mempelajari jurus pertamanya. Zero tidak mau lanjut ke jurus kedua karena merasa masih belum b
u. Zero sempat meminta satu pedang kayu lagi pada gurunya. Kioda juga merasa tercengang saat mendengar Zero yang ternyata ingin berlatih menggunakan dua pedang. Aliran dua pedang
ing di aula latihan. Tetapi wajah Zero nampak berbeda h
ta ada Yuji yang menatap
biasa!' Yuji sudah memiliki niat akan menjadi lawan Zero
kan. Beberapa murid mendapat giliran bertanding satu persatu. Dan setelah beberapa men
melawanku?" Yuji menunjuk
kau mau melawanku hari ini?" Zero men
t kemari, aku akan menghajarmu! Cih!" Dengan s
an kalah seperti sebelumnya," ujar Zero sera
mendengar ucapan Zero yang mereka anggap konyol kar
u sudah siap, ayo segera mulai. Masih ban
ero hari ini. Sebab, Zero berjanji padanya akan menunjukkan hasi
akan aku, Zer
Zero serempak
teriak
...,
yu akhirnya s
Yuji. Biasanya Zero akan kalah dengan cepat setiap ia melawan Yuji saat bertanding. B
semua orang, bahwa Zero lah yang
bali bangkit dan menyerang Zero. Namun
ai Zero membuat ama
pelajari dengan fasih. Alhasil, berapa kali pun Y
a Zero sedikit
an aku akhir
rtama!' g
kan kekuatan yang sangat kuat. Sampai-sampai pedang kayu milik Yuji patah,
Yuji langsung tak sadarkan diri. Sungguh, ini pertama
jar!" ter
!" Saniji juga marah ketika melihat a
dalah Zero!" t
an menantang Zer
arah Saniji. Menurut peraturan
gi?" tanya pelatih itu. Karena kalau Zero tidak
." Dengan santainya Zero menga
a pertandingan kembali dimulai, Saniji lan
Zero dapat men
rangan Saniji dan mem
angan kuat berhasil meng
darah dari mulutnya setelah perut
yang dipukuli oleh lawannya. Namun hari ini, tawa itu tidak terdengar satupun. Merek
kecewa.' Dari kejauhan Kioda ter
aniji belum mau mengaku kalah. Ia pu
aku akhiri sa
rtama!' g
asil, tubuh Saniji mengalami hal yang sama seperti Y
pa aba-aba, Erji langsung
ih tanding, Erji tela
Erji melampiaskan kema
nik. Ia menghadapi
ang Zero. Untungnya, serangan itu tidak membuat Zero tumbang. Serangan itu h
o kembali mengucapka
kerahkan jauh lebih besar dibanding yang sebelumnya. Sehingga tembok yang dihan
terkulai dan jatuh kelant
' Kioda pun langsung b