Kepentok Cinta Mas Ilham.
utnya. Merasa diabaikan, akhirnya Sasha pun mendengus kesal dan berhenti berbicara kepada Ilham. Pada akhir
agi mendapati Sasha yang mengoceh. Helaan napas terdengar dari bibir Ilham, i
mutar stir untuk menepikan mobilnya. Setelah mobil berhenti, Ilham pun membuka jasnya dan menyelimuti paha Sasha yang sudah ngayap ke mana-mana. S
u masih saja bisa manyun kaya ikan," Ilham pun menari
ah kaki dan punggung Sasha. Dengan sangat hati-hati, Ilham mulai mengeluarkan Sasha dari dalam mo
a, apa dia sakit?" tanya Bi
ya kelelahan sa
am, Bi Mun pun segera berlari keci
ut sama goreng ayam. Mau Bibi
a sebentar. Gantiin dia baju dulu, sukur-sukur sih dia bangun jadi
iar Bibi coba bang
iarkan dia sadar sendiri.
arnya. Bibi Mumun yang mendengar Ilham akan membawa Sasha ke kamar pribadinya pun terdiam sejenak
asih dalam keadaan waras agar tidak berbuat macam-macam. Bisa di cincang aku sama Ibu, kalau tidak bisa m
•
di atas kasur miliknya. Dengan kedua tangan bertolak pinggang, Ilham men
da lawan. Mana suka bnget bik
yang menutupi wajah cantiknya. Sed
.. T
Ilham pun segera memalingkan wa
uk B
r hangat. Ia segera menghampiri Ilham dan menaruh baskom nya di atas meja nakas. Me
Sasha, kasihan nanti kalau dia keringetan," uca
ubin masjid. Biasanya kan kalo sama Non Sasha, dia selalu ngomel. Ini, tumben b
i sini? Kan saya mau gantiin baju Non S
gi meninggalkan Sasha dan Bi Mun. Rasa panas di wajahnya seketika membuat Ilham segera menuju ke taman belak
h. Tentu saja pasti Bi Mun kaget dengan ucapanku. Pasti Bibi mikir aku mesum bia
m untuk tetap berenang. Ia ingin mendinginkan otaknya
•
ngelap tangan Sasha, tiba-tiba saja Sasha terbangu
terbangun pun menghentikan p
get ya," tanyan
emana Bi," jawab
dimana, cuma tadi keluar kamar sa
endiri aja Bi. Bibi isti
i biar pakai kaos Mas Ilham saja. Soalnya bajunya Imel kecil kalo di pake sama Non, kemari
i baju Mas aja. Nanti aku ca
u begitu Bibi k
ya
egera melepas pakaiannya tanpa memperdulikan jika pintu kamar Ilham sedikit terbuka. Dengan santainya, ia pun turun
sekitarnya. Bahkan ia juga tidak sadar jika ada sang p
uhan! Mataku ternodai." gumam Ilham dengan begitu geram d
lalu menuruni tangga. Tujuan pertama Ilham dapur, Napas Ilham semaki
hi
njang. Setelah menghabiskan satu botol air dingin, Ilham pun segera duduk di kursi dengan menyandarkan ke
•
Tanpa mengunakan alas kaki, Sasha berjalan dengan begitu santainya. Kaos Ilham yang super besar kini memb
na sih?" gumam Sasha yang te
duk di dapur. Merasa penasaran, ia pun berjalan menghampiri dengan sedikit waspada
lnya, kedua tangan Sasha melintasi pundak Ilham dengan gerakan begi
t, saat mendapat bisikan sensual serta sentuhan yang begitu menggoda.
am!" perintah Ilham de
eluk doang kok. Kan mumpung sepi, heh
as kendali. Bisa saja kamu
a terus menggoda Ilham sa
diri dari duduknya dan membalikan
ali ini kamu tidak akan lolos!"
alnya tidak mengenakan celana panjang atau sekedar celana pantai. Pikiran Ilh
kan beras!"
mu harus menuntaskan semu
sudn
a Sasha seperti sekarung beras menuju ke kamar miliknya. Sesampainya di
a di matiin
ia
... M