icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TUMBAL PESUGIHAN

Bab 2 Bagian 1 : Kejadian-kejadian Aneh

Jumlah Kata:2732    |    Dirilis Pada: 07/03/2024

omatis, dia menggaruk kepalanya. Fajri melihat jalan menurun di depannya da

ecil di lereng Gunung Kawitan. Pandan Sari adalah kota kecil --kalau bisa dibilang kota-- yang sejuk dan me

seorang remaja perempuan yang pergi dari

jri pada Danu, rekan seprofesinya di Polse

s bernama Aisyah itu berani bersumpah kalau Ais

lu menutupi atau tidak jujur tentang teman lawan jenis mereka," potong Fajr

terjatuh dari sepeda ketika masih kecil. Menurut tetangganya sebenarnya Aisyah adalah anak yang percaya diri, tetapi kadang sebagai remaja dia juga lebih sensitif karena ejekan

aya, ya, Pak," kata Fajri dengan

ng tidak tahu tentang Aisyah, pasti

ri rumah dan pergi entah ke mana," kata Danu

adi kita akan ke rumah Aisyah, kan,

elalui jalan berliku menuju sebuah perkampung

sore. Aisyah di rumah dengan seorang kakak dan dua orang adiknya. Aisyah tidak pernah sekolah secara resmi karena kecatatan pada tubuhnya, mungkin karena malu," je

menuju ke sebuah rumah sederhana di tengah kampung dan me

syah yang terlihat tua karena beban hidup yang berat. Be

ihat sedih karena kondisi fisiknya yang kurang sempurna, Pak," kata ibu Aisyah yang bernama Siti Partini. Seorang wanita --yang seb

adahal dia juga tidak jelek jelek amat ...." Tangis Partini pecah, dia terisak per

membiarkan kedua orang tua yang sedang terlu

kami memang tidak pernah ada di rumah kalau siang," kata sang b

di mana, Pak?

uga kadang di pasar," jawab pria itu. Pria itu terlihat tua, tetapi tubuhnya terlihat kekar da

angis terisak, bukan tangis tersedu, hanya aliran air mata dalam diam. Diam karena menahan sejuta rasa. Ah, Fajri malah sesak melihatnya. Dia leb

ngi tetangga-tetangga Aisyah. Tetangga ya

tulang Aisyah dulu dan operasi bibir sumbing Aisyah saja dia tida

ergi dari rumah, dia tahu orang

mendengar semua keburukan keluarga Aisyah y

anya Fajri. Dia mencoba menghentikan semua omonga

lihat,

juga l

tengah berlari, Pak. Anehnya larinya ke arah pohon bambu di sana," kata seorang tetangga sambil menunjuk ke ar

yakin

gak bilang

tegang sekaligus marah, karena dia belum mendapat informasi it

kut dibilang bohong," kata wanita be

ke sana, Bu?" tanya Danu. Semua tet

tidak mendapat petunjuk itu sejak awa

riksa kebun bambu itu, Pak. Semoga meman

pak agak

Pak?" tanya Danu dengan pandangan ragu. Fajri

uarganya," kata Fajri dengan diplomatis, walaupun dia tahu sebenarnya seandainya Aisyah mema

eluarga Aisyah diberi ketabahan menerima sem

*

t pagi itu. Kebanyakan adalah ibu-ibu yang memakai seragam bank swa

ka pada Susan, temannya

t anti mual dan anti muntah setengah jam yang

lan ludah,

l?" tanya Antika ragu

Kata Dokter Iska, nanti pasien-pasien ini akan dirujuk ke rumah sa

i? Ada dua p

sien dengan gejala muntah, m

tika asal. Mereka ber

Dokter Faya dari kejauhan. Mereka berdua seger

*

coba siapa memang ada yang hamil," kata Dokte

ua gejalanya sama, ya, Rin? Apa mereka kena virus atau bakteri atau kuman penyakit yang sama dari satu

eka ke rumah sakit besar di kota. Aku capek ... da

okter Erin

a Dokter Faya lagi.

anya wabah ini, Ya." Dokter Faya menjengit. di

tanya Dokter Faya. Do

apa? Berarti memang ada hal gaib yang terlibat di sini, kan?" Wajah Dokter Faya sangat p

ma-sama bingung hendak men

*

oreng dan sambal bawang, sementara Rasya memesan ayam bumbu asam manis. Mereka berdua makan

ka berpijak bergetar. Awalnya pelan. La

panik. Anehnya Rasya masih ma

dit bercanda, bahkan Rasya masih meneruskan makannya. Tetapi getaran itu terasa semak

a bergerak, karena gerakan tanah di bawah kursi dan meja mereka sangat keras. Mereka hanya bisa teta

t menunduk mengikuti arah pandangan Rasya dan mel

teris. Tetapi mereka terlambat. Lantai di bawah mereka terbuka leba

*

rtanya padanya. Aini hanya bisa menangis. Dia melihat dengan penuh rasa bingung dan kalut pada es krimnya yang telah mencair tanpa se

Aini bertubuh sangat tinggi mende

benar tadi Aini mendorong kereta adik bayi Aini?

mengulangi ceritanya

i kepada bapak ibu yang ada di belakang Aini. Ternyata ibu sudah duduk den

mas. Dia memeluk Aini tanpa kata. Aini benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi.

ekat melihat air mata bapaknya, "kenapa, Pak? Kenapa bapak menangis?" Aini sangat panik mel

berusaha melepaskan pelukan itu, tetapi dia tidak kuat melawan kekuatan bapaknya d

*

apak itu dengan tidak tega

ingat pada malam ketika dia mendapat telpon bahwa mobil travel yang membawa i

sinar rembulan, tanpa hujan, tanpa angin, tanpa suara, tanpa apapun, karena hari Fajri begitu berduka melihat istrinya ter

ul Fajri dan memb

i mengangguk. Dia buru-buru menghapus air matanya dan beristig

but panjang itu. Ah, pria-pria berambu

l mengucapkan terima kasih dan menyesap air dari gelas itu perlahan. Kemudian mereka berdiaman sambil meman

Naim pendek. Fajr

i kolam di taman ini, Mas," jawab Fajri sambil me

ng l

kejadian ini?" tanya Fa

Lalu kami melihat banyak polisi berdatangan di taman ini. Saya langsung menyuruh Faza mengan

an sebuah kisah sedih yang diketah

berd

ata Fajri tiba-tiba, dia menoleh ke arah Naim. Nai

neh, Pak?"

li lagi dengan pandangan kosong. Di

mencoba melompat ke tengah-tengah rerumpunan pohon bambu? Saya tidak benar-benar tahu. Yang pasti gadis remaja berbibir sumbing itu ditemukan meninggal di tengah rumpun tu

inya yang pincang karena pertumbuhan tulang yang tidak normal akibat luka patah tulang yang tera

. Naim diam saja. Dia membiarkan Fajri m

eksi hamil pada saat yang bersamaan. Padahal tentu saja status wanita-wanita itu berbeda-beda. Ada yang sudah menikah, beberapa belum menika

gungnya. Dia yakin dan percaya pasti kasus itu ada hubungannya den

Pak? Bagaimana orang tahu kalau mereka hamil d

hingga harus ke rumah sakit. Di rumah sakit mereka diberi obat dan cairan infus, tetapi tidak ada perubahan sama sekali, hingga akhirnya ada seor

ik. Mengeri

as," kata Fajri. Naim berkedip beber

tanya Naim denga

mudian mereka berdua hilang entah ke mana. Motor dan barang-barang mereka masih utuh di warung tenda,

eka, Pak?" tanya Naim. Faj

n, tetapi tidak ada yang pernah menerima dua pasien itu. Sehingga s

merasa sangat terpanggil. Kemud

hari ini," kata Fajri. Dia kemudian mencerit

i. Kemudian Fajri berde

ngan dunia gaib, ya, Mas Naim?" bisik Fajri pelan. N

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka