Terpaksa Menikah Dengan Pria Buta
akanan di meja makan dan juga menyiapkan makanan untuk suaminya sendiri. Ada y
kan saja," ujar Boora sembari mengambil beberapa p
tidak bisa kalau tidak bekerja seperti
"Lebih baik kau menyuruh
," sahut Bibi yang masih terlihat muda. Sia
in. Dan juga dia sangat menyukai Bae-Hyun. Entah dari kekayaannya ataupun ket
iberi harapan lagi Nona. Memang awalnya mereka akan menganggapmu sebagai Tuan
tajam untuk mengisyaratkan supaya
ir, lalu pergi dari hadapan
ng di bilan
kau harus berhati-hati,"
menunduk sopan. "Kalau begitu say
i hadapannya, un
. Tiba-tiba saja ada yang menarik dari bel
ekitar ruangan. Hawanya sangat panas. Pandangann
bibi
ya sekilas. Tangannya di lipat di dadanya. "Dari
apa
tanpa basa-basi dia menarik
tidak, hidupmu tidak akan damai!"
menahan tangan Eun-Hye yang menj
akan melepaskannya, karna dia sudah menjadi suamiku, Bibi," uca
aku menyukai Tuan Bae bukan? Aku men
ari dulu, kau menikah dengan Tuan Bae hah! Kau kira aku bah
terdiam.
am, lalu men
Bae, dia salah orang. Bodoh sekali dia," desisny
lu pergi tanpa permisi. Astaga,
ekali membenarkan rambut yang sudah mulai lusuh. "
pta
ya seseorang yang baru sa
depan kamarnya, lalu medongakkan kepalanya, m
T--t
--" belum Ga-Eun memutarkan tubuhnya, akan tetapi pr
tika tubuhnya terkunci de
cap Ga-Eun sembari menyung
kan tubuh gadis itu. Lalu merangkul pinggang Ga-Eun
-Hyun yang kini sudah melingkar di perutnya. Sekilas ia
au makan
makan bersamamu,
ersebut menduduki salah satu kursi y
Tuan, biar saya
menoleh ke samping. "Nona Bae? Bisak
lalu mengambilkan sepiring makanan untuk
istriku. Kalau ada yang mengusik hidupnya, atau bahkan kalian
na dengan sopan dan kompak, semb
asalnya, sebelum dirinya keluar. Dia mendengarkan
n hartaku saja, tapi--" batin Bae-Hyun sembari meringis kecil, ju
letakkan piringnya tepat di depan
ar Bae-Hyun spontan, sete
dapan Bae-Hyun, lalu mengamb
kira masih di kamar," ucap Bae-Je
nyuap makanannya, suda
bersama istriku saja, jangan ganggu,"
diknya barusan. "Ayolah, Adikku. Jangan te
an
nbarkan ke piringnya dengan asal, waj
eon. Ga-Eun kita makan di luar saja." B
yang belum dimakan sama sekali. "T--tapi Tuan, maka
engan nada ditinggikan. Membuat Ga-Eun ketakutan
idak pernah di lepaskan sedari tadi. Justru, Bae-Hyun
-Eu
sekali, pria ini tidak bisa melihat senyumannya. Rasa kecewa itu mun
kan hartaku?" tanya Bae-Hyun tiba-tiba. Ucapan pria itu membuat Ga-Eun membun