SUGAR BEBS
r du
uni
lai menguasai dahinya. Ia tak peduli. Pikirnya hanya tertuju pada ruang
, tak ada satu pun kabar dari orang-orang yang ia sayangi. Biasanya sang kakak rajin mengh
emaksimal mungkin mengikuti semua ujian ya
ekolah di Bina Nusantara, ia tak pernah menginjakkan kaki di sini. hanya beberapa kali menyambangi ruang
rulang kali kejar-kejaran akibat larinya tadi. Dirasa cukup, ia memberanikan diri me
gedar. Menutup gugup, Xena belum ingin beranjak dari posisinya di ambang pintu. Di sisi kanan, Xena disuguhi lemari besar berpintu kaca lengkap d
dukkan saat Surya Palo
natap sekilas lawan bicaranya dan kemb
ankan duduk, keningnya sontak berkeru
panggil
k keruan yang sejak tadi ia rasa, maki
empar pandang antara sang kepala sekolah dengan pria yang ia k
ini Xena cermati
ar hingga posisi duduknya segera ia ganti sedikit b
Vally," Riga memejam sejenak, merasakan pedih yang sejak tadi ia tanggung. Apalagi saa
enatap Riga tanpa jeda. Mencerna s
a semua mening
*
aka
uni
gar berdiri di antara tiga gundukan yang sudah tertutup rapi. Bunga-bungaan sudah tersebar cant
azah tiba di kediaman megahnya. Ia meraung. Berteriak histeris hingga pingsan berkali-kali tapi tetap saja, tig
a lagi penopang, apalagi saat Riga memberitahu berita duka ini. Dan keruntuhan Xena makin jadi, saat untuk
emua menuju pemakaman. Sejak semalam, Xena memang tak menelan a
dari Papa atau Mommy-nya, sudah mulai berdatangan. Mereka semua memeluk Xena dan menyampai
hati-hati saat ujian. Jika nilainya bagus, rewards liburan ke Bali suda
yak memberi pesan. mulai dari jaga kesehatan, jangan l
ikir untuk menyerah. Dirja pantang menyerah, Xena. Kamu harus tau itu." Hanif Dinandirja berkata se
gak gampang nyerah kayak Kak Val yan
yang. "Kamu benar. Contoh Vally. Tapi ingat satu hal. Papa lebi
makin berkerut kala sang
ing tau, ke mana
ia pilih sebagai pengisi waktu luang, dan kembali ke rumah. Hidupnya tak banyak warna. Biasa saja. Bahkan bagi remaja berusia l
auh dari, "Lihat, deh. Ganteng
san Papa, ya." Hanif menatap Xena demikian lekat. Sementara sang putri bungsu
an menjadi pesan terakhir seb
air matanya. Ingatan itu
gi menjulang. Tubuhnya tegap apalagi ditambah kali ini, ia kenakan kemeja hitam yang agak kotor ujungnya.
ata pusara kedua orang tuanya. Sedikit be
ani kalau
ma. Menyejajarkan dirinya di samping Xena
akan biarkan