Pembalasan Dendam Sang Duda Kaya
ih tegar dari sebelumnya. "Biar bagaimanapun, kita punya cukup banyak kenangan bersama. Demi itu semua, dan demi ras
asih peduli kepadanya, tetapi ia lantas menger
n bagus. Aku tidak mau Alisya di atas sana menya
berdeham dengan kikuk, "
ekat pantai yang bau amis itu. Tin
ia, sebenarnya di ha
almu. Jangan pikirkan tentang meninggalkan pantai yang menjadi mata pencaharian
telah lama ia rahasiakan, tetapi Thalia terus saja memotong ucapan
jalan dengan aura penuh percaya diri. Tatapannya menunjukkan bahwa tidak ada satu pun benda maupun manusia yang mampu
" tanya pria itu sambil mengusap
a kamu cepat sekal
lah satu tangan Thalia. Setelah itu, ia mengangguk ke arah Ben. "Apa aku sudah
rasa cemburu maupun kesal. Ia juga tidak suka men
uk dibicarakan dengan Thalia, Ben tetap menganggukka
mantan suaminya yang menyedihkan." Garry mengucapkan kalimat itu dengan suara ya
ap Ben penuh penyesalan sebelum akhirnya membiarkan dirin
al sambil memukul pohon terdekat. "Bisa-bisanya kamu membiarkan dirimu direndahkan seperti itu, Ben!" um
merogoh saku celana. Mengeluarkan sebuah kunci yang begitu berkilauan di baw
sebelum aku sempat mengatakan apa pun." Ben sibuk berbicara sendiri. Setelah menyimpan barang-barang itu kembali ke dalam saku celananya
nyentuh leher. Memanfaatkan rasa sakit yang muncul untuk mengalih
tik wajah dan tangannya. Ben menengadah, memandang sebagian besar langit biru telah tertutup ole
en hanya mendengar suara isak tangis Tha
. Bodoh dan menyedihkan, dua kata sifat yang h
enyingkirkan kedua kata
an menghubungi seseorang. Sementara tangan
obilnya
*
diri di tempat minum yang tersedia di bagian tengah. Tubuh Ben berbaring nyaman di atas kursi yang jauh lebih empuk dan lembut dari t
ungguh tidak pernah menganggap jalan di kota Patah sebagai pemandangan yang indah, tetapi melalui kaca mobil barunya ya
r. Keranjang besar dengan penutup yang rapat berada di bagian belakang
aiknya aku menaikkan upahnya," gumamnya pelan. Mengundang p
Pria itu menoleh sekilas dan menyeringai. Memperlihatkan dengan jelas bekas luka horizontal di bawah matanya. Sal
mu berhasil membawa mobil seharga nyawaku ini
mana? Atau kamu menemukan putri duyung di antara ikan-ikan yang bawahan
inya sejak bebera
patkan ini. Aku tidak ingin kembali terlibat dengan polisi kare
memegang belakang kursi pengemudi. "Anggap saja aku mendapatkan duri
mun, ia akhirnya memilih untuk tidak lagi mendesak Ben. "
a i
ak cocok dengan mobil ini! Bisa-bisa orang m
ngar itu. "Aku tidak mung
anmu. Semua orang, kecuali istrimu. Apa dia yakin tidak mau kembali padamu setelah semua kemewa
ingin melanjutkan pembicaraan yang kemungkinan besar akan berpusat kepada hubungannya denga
ukkan berbagai garis yang memiliki banyak cabang, saling berpotongan satu sama lain. Melihatnya saja dapat mem
*