Suamiku Berubah Karena Wanita Lain
yang terjadi. Perubahan sikap Sano tentu saja mengundang tanda tanya. Untung sa
u yang paling memungkinkan untuk memberi jawaban. Sesuatu itu adalah ponsel hitam milik Sa
k mencari bukti, barang kali suaminya memiliki selingkuhan. Sepuluh menit berlalu, Ul
apa kamu berubah, Mas?" tanya Ulfa pad
ar notifikasi. Dia mengerutkan kening, lalu menekan dengan
Tidak ada pesan di kolom percakapan. Untung saja Ulfa pernah mem
atas, muncullah semua pesan rahasia. Ada grup keluar
da acara keluarga nanti malam
g warna putih itu, loh. Aku su
sibuk, ya? Ya sudah, kam
dalam di hati Ulfa. Pasalnya selama ini dia menaruh kepercayaan
tah hubungan mereka sudah sah secara agama atau belum. Kaki Ulfa lem
tersebut membahas tentang acara nanti malam yang bertepatan dengan hari ulang ta
rup baru tanpa aku?" lirih
mor tidak dikenal itu ke dalam ponselnya. Entahlah, Ulfa sendi
*
an rumahnya. Alea yang baru saja tidur langsung ditinggalkan m
ku mau
uru-buru ini. Kamu lih
gak, aku nggak lihat. Kal
kit heran dengan perubahan sikap istrinya. Jika biasanya Ulfa menyam
emua tidaklah penting. Sano tersenyum ketika melihat ponselnya masih ber
lnya di kantor lagi ada masalah. Tahu sendiri, k
tor lagi ad
l lembur. Mungkin mas pulangnya jam satu malam. Kamu nggak keberatan mas tinggal sama
akangnya. Entah siapa wanita sialan yang menjadi selingkuhan Sano itu. Padahal sel
alam grup keluarga, Ulfa ditiadakan. Mereka membahas a
n? Toh, aku juga lembur demi kamu, demi anak-anak
di kartu ATM itu
nit berpikir, akhirnya dia menemukan jawaban. "Itu mas minjam dulu soalnya kemarin nggak sen
ah, nanti malam lembur aja, Mas. Aku nginap di rumah Ibu Mahika aja biar ada tem
umah
ku nggak punya keluarga di sini.
a sendiri memilih diam, pura-pura tidak tahu pikiran suaminya.
Alea ke sana, bisa-bisa dia mengganggu Tantri. Kamu di sini aja malam ini, oke?
mengiyakan, tetapi ada ren
ya menuju mobil dengan dalih sore nanti harus berganti pakaian sebelum me
at pesan rahasia itu. Apalagi si pengirim mengatakan 'i love you' di akhir ka
air mata telah jatuh membasahi pipi. "Kuatkan mama, Sayang. Kamu harus selalu ada buat ngasih mama kekuatan. Kita akan melawan papa dan
pun hatinya akan semakin hancur. Kebenaran harus Ulfa lihat di depan