SUAMI LANSIAKU TERNYATA CEO
a...
n segera berjalan sambil mengetuk kakinya keras-keras di setiap langkah, berm
latnya sembab dan masih memerah, tapi bibir gadis delapan belas tahun itu
nnya nyahut!" bentak bu De
n yang diarahkan kepada ayah kandungnya. Saat mendengarnya tadi, Sova berpikir keras tentang apa yang harus Ia lakukan. Ia menetralkan semua rasa gundah di hati. Menarik nafas terdalam demi menyebarkan oksigen ke seluruh aliran darah, meletakk
ati bu Devi yang masih berdiri, berkacak pingga
dari tatapan tajamnya kepada Sova. Mereka pun kembali k
n ondel-ondel. "Hihi..." Ia pun menahan tawa, meskipun masih
s bu Devi yang kembali
er yang diisi air bersih, yang biasanya ia letakkan di dapur. Ia meletakkan ember itu di k
eteskan air mata sambil mengeluarkan kata-kata yang tak terdengar memiliki arti. Hanya ada suara kese
astik. Maafin Sova ya Yah, maaf gara-gara Sova kura
ia lakukan untuk mengalihkan rasa sakit yang ia terima karena keput
ak Harun. Bahkan, ia pun mengganti seprai dan baju Ayahnya. Untungnya, di baw
dirinya karena darurat. Lagipula, pak Harun adalah ayah kandungnya sendiri, sehingga tak ada alasan baginya
arket, tapi kain yang dilipat-lipat dan dialasi oleh kantong plastik yang dibe
aya mengembangkan se
kotor berbau pesing. "Sova mau nyuci dulu ya, Yah!" pamit g
*
tak akan mendapatkan masalah apapun karena kepergiannya hanya sebatas untuk mengikuti lomba. Ya, Ia memang mengurungkan niat unt
" tanya Ceu Empur yang sed
t ya Ceu!" ucap Sova seray
pur sambil berteriak karena langk
tengah berlari, memburu waktu yang menurutnya sudah terlambat karena wak
akan tetangga sering mengompori Sova agar pergi dari rumah
n sudah tak beraspal sama sekali. Lebar jalan pun cukup untuk satu mobil, menyulitkan bagi mobil apabila terjadi perewis. Des
tin...
darai sepeda motor. Entahlah, Sova tidak meliriknya
eda motor itu berhenti tepat di de
aya bisa bela diri!" ucap Sova yang terpaksa menghentikan langkahnya sambil bersedekap dada. Di pikirannya hanya satu, Dia h
dah enggak tenang karena kamu belum sampai Sekolah. Saya anter biar cepet nyampe Sekolah!" ucap lelaki paruh baya yang masih sangat tampa
boncengan motor lelaki tersebut tanpa berpikir panjang. Berbeda denga
ang sangat bergejolak. Sova tak protes sama sekali. Ia masih memikirkan waktu yang harus Ia habiskan di jalana
ang harinya sehingga disebut Sekolah satu atap. Bahkan, Ia belajar hanya 3 jam dari keseharusan waktu belajar, ta
angkat!" panggil bu Halimah yang menyongsongnya dari balik mobil yang
ucapannya saat Ia berbalik dan tak mendapati lel
elaki yang baru Ia sadari mirip aktor Hollywood. Namun, panggilan dari
rsam