Kurebut Istri Mandul Milikmu
an hanya pesan mi goreng telur setiap paginya. Apa tidak ada masalah pencer
asa bingung, orang lain saja memedulikannya, tapi kenapa Fla yan
aja cukup," ujarnya, membuat sang Ibu k
g sangat kasihan dengannya. Namun, Morgan sama sekali tid
air liurnya. Ia merasa ingin secepatnya menyantap makanan y
e dalam mulutnya, ia mendapati sepasang
lagi, itu
n nada yang sangat bahagia, sembari tet
a memeluknya di hadapan publik seperti ini. Ia merasa sangat tidak senang, kare
s," ucap Morgan dengan nada datar, membuat
dari Morgan, dan langsun
ku 'kan ... rindu sekali denganmu, Sayang!" rengeknya yang seperti a
arpu yang ia pakai untuk menyantap mi goreng ters
ini, karena aku adalah dosen. Aku tidak bisa mencontohkan hal buruk kepada para mahasiswa di sini," uca
l dengannya. Ia memandangnya dengan sinis, kare
angannya dari Ara. Mata Ara mendelik, karena ia merasa mengetahui sesuatu. "Kau memangnya sepe
a. Ini kampus, dan aku berbicara benar. Tidak ada sangkut-pautnya dengan sikap aku
n, Ara sama sekali tidak menggubris, d
Fla, mungkin kau tidak akan bersikap seperti itu terhadapku!" ujarnya dengan
bicara lagi. Kamu ya kamu, Fla ya Fla. Tidak ada hub
pergi meninggalkan
rasa sangat kesal sampai bola ma
yang tak dihiraukan sa
tatapan yang aneh, membuat dirinya
aan, Ara pun pergi dari sana
*
mi goreng dengan topping telur ceplok rebus. Hal itu ternyata berdamp
r masuk toilet, karena perut
agi hari, Morgan sama sekali tidak mengisi apa pun lagi pada per
na tida
ke belakang ini, membuatnya jadi tidak bisa
karena merasakan sakit pada perutnya yang membuatnya lemas. Ia melan
Morgan, sembari memegangi pe
IN
alaupun masih merasa sakit pada perutnya, ia masih sempat membuka
lang. Kau tidur saja duluan, tidak perlu menu
ut, sontak membuat M
ran, ditambah lemas karena istrin
a, yang lalu menepuk kening
benar jatuh sakit?" gumam Morgan, yang benar-
yang berada beberapa meter di hadapannya. Ia sangat butuh banyak cairan, tetapi ia
ya, Morgan melayangkan tubuhnya ke atas ranjang, lalu
ya yang hampir kering, karena meras
us
tas ranjang tidurnya. Ia berharap Fla pulang secepatnya
jelas pada dinding kamarnya. "Fla ... cepat pulang ... aku ti
IN
Morgan tersenyum sangat senang, karena ia berpikir kalau Fla be
a .
esan singkat tersebut adalah Ara dan bukan Fla. Ia merasa sedikit
inya sudah benar-benar down, dan tidak bisa melakuk
a kirimkan padanya. Ia membaca, walaupu
beli baju sekarang? Baju OOTD aku habis, u
nta seperti itu oleh Ara. Pasalnya, Morgan sedang butuh perawatan pada masalah
?" gumam Morgan, yang merasa sedikit ke
a untuk menemaninya berbelanja. Hal itu membuat
u 'kan butuh baju buat tebar pesona besok di kampus!" gerutuny
gnya sendiri, Ara masih tetap tidak puas dengan hal itu. Ia masih saja meneb
ndapatkannya, ia tidak akan melepaskannya, tetapi bukan hal yang tidak mungkin
arena merasa harus mendap
n buat menemani aku malam ini!" gumamnya, yang
a Morgan tidak ingin memenuhi apa yang ia inginkan. Sekalipu
dalah, membuat Morgan mem
one-nya di atas dadanya. Ia memejamkan matanya,
t stress men
ng memaksanya untuk menikahi Ara, ia ti
k kami? Apa salah kami?" gumam Morgan, yang mera
gan tidak yakin, akankah cintanya pada A
r biasa. Sejak pagi tadi, ia sama sekali tidak sempat memakan mi gore
di tidak sempat mengisi perutnya, setelah ber
mbuskan napasnya, saking k
a dan juga Fla. Karena dirinya yang memang sudah tidak muda l
ilangkan. Ia begitu mencintai Fla, dan tid
a juga tidak ingin Morgan memadu kasih dengan Ara. Ia tidak ingin
nya?" gumam Morgan, yang sudah sang