Noda Di Balut Cinta
hanya memberi Khai nas
a. "Aku mau pulang dulu. Sekali lagi terimakas
am rumah. Salma terkejut dengan tindakan mendadak itu, tapi i
kar dan berselisih, tapi tetap saling menghargai. Karena itulah, Khair tidak ragu untu
ngtua Natia, ia terpaksa meminjam rumah temannya, Raymond. Raymond dengan senang hati meminjamkan rumahny
gannya dari Salma. "Ma, Pa, ayo pulang," serunya kepada ora
nita di gang Doli," cemoohan itu menusuk telinga Salma. Dengan
," sapa Sa
u istri sementara Kak Khai. Nggak perlu sok
olak? Lagipula cinta bisa bersemi, dan aku tahu Allah ada untukku. Kamu
amu ja
Ayo!" Khai
u, Kirana. Kita bisa melanjutkan obrolan kita nanti saja, ya. Suamiku sudah menung
ngatkanmu, Salma. Jangan pan
wab, ia lebih memilih untuk mengalihkan pe
lam bagasi," potong Khair s
umam Salma, lalu segera bergerak me
ti ibu dan ayahnya sambil men
ya Pak Ali heran melihat w
Dia membuat Kir
semuanya, bukan?" j
gak,
kamu berperilaku. Papa yang membesarkanmu sejak kecil."
ana dengan nada kesal, men
apat ganjaran setimpal. Jangan khawatir," d
andangan dari suaminya. Wajah Khair yang memesona m
ambil melirik Salma sejenak sebel
g kamu mancung, pasti anak-anak kita n
an kita. Kalau ada pun mungkin keturunan d
egakkan punggung, menatap ke depan. "N
-" Khair terdiam sejenak, sadar pernikahan ini hanya
sudi punya anak dari rahimmu!" Bentak Khair memandang Salma s
irimu, dan satu lagi, kita menikah hanya untuk menutup mulut orang, bukan karena aku me
u saja kamu katakan? Aku rusak
iiii
seketika karena tubuhnya terdorong ke depan a
k lantang, memukul-mukul se
ti-hati Khair memarkirkannya di dalam garasi yang luas. Suara
sana ia melihat istrinya yang sedang tertidur pulas.
, Salma." Bi
buah senyuman manis tergurat tatkala mel
dah sampai." Khair meng
sedikit kesal sambil
un, S
iri. Tanpa banyak kata, Khair segera membuka pintu mobil d
membuka mata, melepas safety
dukan dengan kayu. Rumah itu berdiri di atas lahan yang luas, dikelilingi oleh taman yang r
kat. Belum pernah ia menjumpai rumah seindah ini sebelumnya. Lampu Chand
eritan Khair tiba-tiba menghentikan Salma dan membua
ecut. Ia bergegas mendekati Khair y
nurunkan tas Sa
a kasi
s'. Aku harus pakai bahasa apa supaya ka
sambil melemparkan pandangan tajam ke ara
am Khair sambil me
Ia menatap Khair yang berdiri di sampingnya. Senyum mani
, lalu kembali menatap lurus ke depan, membuka pintu dan
sebesar ini apa nggak takut kala
k Khair dari dalam. Salma terperanjat dan sege
t mewah, ya, ras
menegaskan. Aku nggak suka kamu merasa rumah ini seperti punyamu
ku?" Salma bertanya sa
anggil
wab Salm
n itu..." Khair mendekat, membuat Salma sek
air semakin dekat hingga jarak antara d