Noda Di Balut Cinta
an kemu
ir dua bulan. Sejak hari pertama pertemuan mereka, K
k karena ia merasa tenang di sampingnya. Khair juga selalu mengucapkan kata
sahabat Salma. Salma merasa belum saatnya untuk mengungkapkan hubungannya
a tidak berani mengungkapkan harapan itu. Ia takut Khair
pintu untuknya. Salma tersenyum bahagia ketika
ng di sana, ia memasangkan gelang perak di pergelangan Salma. Gelang it
u su
tik sekali gel
ang ini, sayang." Puji Khai
bagus." Ajak Salma. Ia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk
enelusuri etalase toko emas tersebut. Matanya mencari-
terpajang di sudut toko. Gelang itu berwarna perak dengan hias
" Komentar Khair sa
melihat gelang ini di majalah dan internet. Tapi kami nggak pern
" Ulang
berdua pernah berjanji kalau suatu hari nant
ini?" Tawar Khair s
kamu
n membelikan apa pun yang ka
kamu. Aku cinta kamu." Ucap Salm
ari apa pun." Balas Khair sambil
nta untuk melihat gelang yang diinginkan Salma. Karyawan
n itu sambil memberikan
ma ka
t apakah cocok dengan kamu." Titah Khai
di pergelangan Salma. Salma merasa sangat bahagia ketika melihat gela
sih. Aku sangat
. Kamu pantas mend
inginkan. Salma tidak peduli berapa harganya, yang penting ia mendapa
, ya. Yang seperti ini
a ada satu di sini. Harganya juga sangat ma
dengan tatapan heran. "Ken
au beliin M
yang masih terpasang di tangannya. Gelang itu s
u gelang ini ya? Gelang in
ertanya kepada karyawan toko emas itu deng
u bapak mau, sebaiknya segera diba
i." Salma memohon d
Khair mengalah,
an itu menatap Khair. Khair juga
seketika dan tahu mak
ng ini sudah dibeli ole
ih, Mbak?" Salma
aafkan saya.
lma. Bibirnya di gigit, menahan caira
lain ya? Aku janji," Rayu Khair sambil mengapit pinggang gadis itu denga
meskipun berpakaian longgar dan tertutup rapi, ia berbuat dosa terang-terangan ta
ir mencoba untuk menenangkan. A
Khair, dan mereka kel
ir yang mengalir dari keran. Kemudian, ia mengelapnya menggunakan serbet yang tergantung di
in
ih ponsel yang berada di atas meja makan. Ia berharap
ti
nggeser layar dengan jari telunjuknya. Tele
i, S
berang sana. Salma tersenyum, mer
kamu jadi sopan? Biasa
Pagi ini moodku
begini." Salma masih meledek, sambil memindahkan pandangannya ke arah pi
rkekeh membayangkan ekspresi wajah sah
ry. Ayo c
hatsUpp yang
ikuti arahan Natia. Ia membuka aplikasi WhatsU
Salma terkejut. Sebuah foto ge
ar makan malam dengan keluargaku. Setelah itu, dia memberi