Pengantin Sang Duda
an steak yang ia beli di supermarket itu ia iris tipis. Lantas ia mengeluarkan jamur kancin
k mungkin memasak nasi dalam waktu yang cepat, Ajeng akhirnya memutus
g bawang bombay dan paprika, tidak jadi menggunakan daun bawang. Setelahnya ia menumis bahan itu dalam
sudah selesai membersihkan dirinya dan berjalan ke arah dapur. Ia me
ibantu?" tanya pr
pria itu bukan hanya tinggi, tapi sangat tinggi. Dan juga besar. Sangat besar
ayyan dan anggota keluarga Levent lainnya. Tapi tidak
lipun tergoda untuk menyentuh otot lengan me
n pikirannya. Hari ini, Ajeng bingung sendir
yaannya yang membuat Ajeng mendongakkan kepala. Ini
alanya. Menyisakan beberapa helai nakal di kedua sisi wajahnya. Wajahnya, sama seperti anggota keluaga Levent l
ya gugup. Ajeng menyebutkan menu yang hendak dibuatnya, takut kalau pria itu tidak akan meny
nyang, itu sudah cukup." Jawabnya dan lantas bergerak menuju lemari es membukanya. "Ku
bersihkan rumah." Jawab Ajeng apa adanya. Dari sudut matany
kerja pada Rayyan dan Mir
argarin. "Saya tidak bekerja untuk mereka, Sir." Jawabnya ju
Mirza, kamu kerja dimana?" tanyanya yang kemudi
seorang investigator? Dan kenapa dia bersikap lebih ma
uda tapi kau bekerja sebagai asisten rumah tangga." Ucapnya seraya mengeluarkan sus
ti pria itu begitu hafal tata letak barang di dapur
cukup banyak pengalaman." Jawab Ajeng t
disana dan disini
isa dikatakan bekerja disana sini, karena peker
sudn
lola Mas Serkan. Saya bekerja untuk Mba Halwa, asisten Mas Mirza untuk membersihkan penthouse ini. Dan sebe
hu. Ajeng mendongakkan kepala bingung. "Adskhan?
umnya saya menjaga cucu Opa Lucas, dan sampai dua
ng Ilker lirih. "Si
bernama Ilsya." Jawab Aje
berhenti m
eran dengan tamu majikannya
s yang sangat cerdas. Tumbuh dewasa dengan cepat. Di usianya yang ke em
kannya?" tanya Ilk
ika diperlukan saja. Sekarang saya bukan pengasuh penuh waktu. Hanya teman be
g berkata. "Anda bisa duduk di meja makan, makananya sudah ha
gan lainnya meraih gelas, Ilker duduk di uju
ng dan tumis daging di piring lainnya. "Semoga Anda menikmati sar
kau datang kemari jauh sebelum jam sarapa
lus. "Kalau Anda mengijinkan, saya akan melanjutkan pekerjaan saya." Ucapnya
ti tadi?" tanyanya saat Ajeng dua langkah berjal
a jujur. "Siapa yang gak takut sendirian di tempat sebesar ini." ujarnya s
siapa namamu. Setidaknya aku harus menyebutkan namamu saat aku berterima kasi
ng, Sir." Jawa
mengulangi nama