icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pengantin Sang Duda

Bab 3 Part 2

Jumlah Kata:1634    |    Dirilis Pada: 29/01/2024

apan lirih itu membuat A

adalah istri dari saudara sepupu Aka

alilahi wa innailaihi

ng Il?" Tanya Rianna

hal yang dia cintai di dunia ini selai

ekspresi, namun kali ini, Ajeng bisa melihat sorot sedih dan li

ri sekedar sepupu. Mereka sahabat baik yang sudah mengalami susah senang bersama. J

ja pergi ke rumah Uncle Adskhan." Ucapnya yang dijawab anggukan oleh Ria

tidak bisa merasakan air susu ibunya." lanjut

disematkan kepada bayi kecil yang sampai saat

tu mengadzaninya setelah proses caesar dilakukan. Dan nama itu diberikan oleh Syahinaz d

in, mungkin itu akan terasa biasa. Namun bagi Ajeng dan Rianna yang hidup besar di panti asuhan tanpa kasih

kecil itu masih memiliki ayah dan juga keluarga besar yang pasti akan membuatnya tumbuh dengan banyak cinta dan jelas

nya karena masih memiliki sosok ayahnya pada akhirnya terpatahkan

siapkan tempat pembaringan terakhir mendiang Syahinaz ser

enazah Syahinaz sementara ruang tamu dan ruang keluarga

tangga untuk menyiapkan semua keperluan karena rupanya tamu

ar Syahinaz, tapi orang-orang datang dan memadati kediaman Ad

datang berjumlah begitu banyaknya. Bahkan dalam akhir hidupnya pun masih banyak orang yang peduli pada wanita it

ng merasakan keganj

ikafani dan kini sepenuhnya tertutup kain jarik. Menerima salam dari

netes di wajah pria itu. Tidak seperti yang umum t

aling sedih diantara semua orang yang ada disana selain Ilker.

jiwanya. Dia masih menanggapi orang-orang yang men

pergi membawa cinta Ilker, nam

an kalau Ilker sudah mati rasa, Aj

g Ajeng pikir adalah keluarga Syahinaz dan teman-temannya menangi

at besar, seringkali orang sudah lupa bagaimana ca

emasukkan keranda berisi jenazah Syahinaz. Satu persatu orang masuk ke dalam mobil tanpa dikomando

dakan bahwa langit turut bersedih akan kepergian Syahinaz. Mereka sampai di pemakaman d

mendiang suaminya. Matanya entah kenapa selalu saja terangkat dan mengarah pada Ilker yang berdiri tepa

Ajeng tidak bisa menebak kemana mata pria itu terarah karena tertutup oleh kacamata hitam. Yang jelas, lagi-l

utih. Meletakkannya seirama dan dengan sangat hati-hati di atas tanah yang basah karena gerimis tak kunjung berhenti. Setelah menutup tubuh it

mudian doa itu selesai, Ajeng kembali menatap Ilker. Pria itu masih menunduk, namun kal

a di peristirahatan terakhir Syahinaz. Mungkin mengucapkan kalimat perpisahan. At

a karena ia melangkah menjauhi pemakaman lebih dulu dibandingkan

i ke kediaman Adskhan-Ca

a ada keluarga Levent yang berusaha tampak biasa ditengah kesedihan yang melanda hati mereka, mempersiapk

hi, memandang Rianna

anna pada si pemilik rumah yan

a di lantai satu. Tanpa mengetuk pintu, Nyonya Caliana membuka pintu dan mereka melihat seorang suster yang Ajeng perkirakan berusia e

a mendekati cucunya dan memperhatikan Ilsya yang terus

Saya pikir dia lapar, tapi dia juga tidak mau minum susu." Ucap Sust

gan hati-hati. Wajah kecil Ilsya sudah memerah karena tangis, sementar

engan suara tercekat yang entah bagaiman

wanita itu seraya mengayun sang bayi dengan lembut. Bayi itu seolah mendengarkan uc

eh ke arah pintu. "Oma.." Sosok Afham, cucu Nyonya C

nap

a. "Uncle Akara dan Uncle Ilker ribut. Uncle Ilker udah be

n Ajeng sama-sama mengeru

Caliana turut panik. Namun Af

cepat yang bisa dilakukan kaki tuanya-wanita itu meninggalkan kamar, berusaha untuk mengejar sang putra yang dari

narik lengan pria itu untuk menghentikan langkahnya. "Abang m

amar, namun saat mendengar tangisan

angis? Karena ia tahu kalau ia j

hkan tatapannya dari Ilsya. "Boleh saya m

erharga yang ada di tangannya pada gadis muda seperti Ajeng. Namun setelah mem

apkan punggung teluntuk tangannya pada pipi bayi itu dengan lembut. "Kamu tahu, Allah itu tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuannya. Dia tahu kamu anak yang kuat, dan kakak tahu kamu itu calo

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka