Pesona pembantuku
dan puas. Sekar memang wanita yang luar biasa. Dia mampu
ehingga dapat memuask
ngolah makanan hingg
hal 'biologis' meski kami
engobrol ringan dengan Pak Syamsir, tadi aku barusan menanyakan namanya. K
ri dapur lalu berjalan ke arah kami, karena kebetul
ada hal penting yang ingin
s. Mungkin bertanya-tanya dalam hati h
l ancang-ancang yang tepat untuk mengutarakan ni
ngambil satu gelas air yang masih berada
lam, mungkin karena sudah tak s
merasa sangat gugup. Keringat jagung muncul di sisi dahiku. Ya, aku memang memiliki dem
tang itu. Sekarang f
aikan?" Pak Syamsir bertanya dengan tat
nikahi Sekar," ucapku dengan satu kali tarikan napas. Dan setelah itu aku menghembuskannya perlah
kembali perkataanku, mungkin untuk memastika
n?" Kini gantian Sekar yang bersuara. Dari
tu pun jika Bap
a baiknya, karena dia yang akan menjalani s
an Nak Heru?" Lelaki nomor satu dalam hidupnya i
ah tau pasti dia tidak akan menolak karena ala
a berguncang sambil menutu
u?" Aku bertanya dengan sedikit menyondongka
u nggak nyangka Mas aka
menerima la
guk pelan,
embuskan napas le
apak mau nanya, apa kam
harus mengatakan yang sebenarnya? Ataukah aku harus berboh
agar ia memberikan sebuah kode untuk j
aja terlihat sangat tegang, mungkin ia juga
ak?" ungkapku terbata, takut akan responnya
uaranya terdengar tegas. Sepertinya tidak su
na sa
ak," potong sekar secara tiba-ti
Kamu hanya belum mengerti, memiliki madu itu rasan
ar, dan sudah tau konsekuensinya," Sekar bersimpuh mencium lut
terdiam tak sanggu
pertamamu sudah mengiz
a membuatku tersudut d
saya janji, saya akan berlaku adi
ng rela anaknya menjadi istri kedua. Apalagi dengan kondisinya yang saat ini
ang sukses serta mengangkat derajat keluarga itu. Na
putrinya dan segala mimpinya yang pernah ada. Andaikan ia tau
anya ting
Aku tidak memilih meninggalkannya meski hal itu bisa saja kulakukan sekarang juga. Tapi tidak. Aku memiliki seorang anak
ga semata-mata karena hal itu, namun
telah merebut h
ikiran masing-masing. Entah siapa yang nantinya a
karena sudah merasa terpojok dengan keadaan
ka menyetujui renc
ang penting Bapak sudah kasih tau sama kamu, doa Bapak semoga kamu selalu bahagia," Akhirnya Pak Syamsir bicara u
idak akan menyia-nyiakan apa yang t
r kini mesem-mesem, tersipu malu. Ia
aksanakan. Hal yang baik tidak boleh ditunda, benar kan Pak?" Aku
u benar."