Proyek Villa di Kaki Gunung Slamet
Nunggu lori pengiriman barang lewat," jawabku meski aku sendiri
uga ndak apa-apa kok,
. Sambil nyari angin," tolakku sambil men
bah Marni sambil menuju dapur tanpa sempa
bangku kayu tua yang ada di luar warung.Belum genap
erlahan mendekati arahku lalu berh
s?" tanya lelaki yang menurut perk
. Nama sa
untuk membantu menurunkan barang dari lori. Se
sinya, Mas. Orang yang mau menunjukkan t
ra saya. Saya juga ada pas Pak Tarmin datang buat tunjukin lokasiny
pikir panjang, aku naik dan kami
adi. Dari kejauhan, aku melihat seseorang sedang menyapu halaman
al?" tanya Rudi, aku merasa ragu, tetapi
Anak perempuannya yang memberi tahu
udah hangus, rata sama tanah. Tinggal
mbah Rudi lalu masuk ke sebuah simpang. Aku ing
it, kami tiba di sebua
enunjuk ke arah bekas kebakaran. Aku melihat kay
yang ngasih tahu saya kalau Pak Jangkung sudah mening
uanya perempuan. Keduanya meninggal terba
ka bertemu dan memberitahu saya, saya bersy
aja yang berputar. Soalnya mobil ndak muat kalau lewat sini. Nanti dari sana, kamu bisa melihat
ama seperti yang saya temui semalam sedang memandangku. Aku me
sini. Sepertinya sebenta
ru lori yang semakin mendekati kami. Kami melanjutkan
sebuah simpang lagi. Sekitar lima belas menit kemudian, Rudi menghent
, papan, dan perlengkapan lainnya berhasil diturunkan tan
ean wara wiri. Dia menyuruh Mas di sini
uga kesal pada dengan Paman karena menyuru
?" tanyaku kepada
ok atau lusa, tadi dia ngomong sama bos saya, s
la karena aku tahu harus menyiapk
ku di sini adalah untuk menjaga bar
pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum saya mulai ke
Oh iya, rumah kepala de
meter, kamu akan menemukan rumah berwarna coklat dengan atap genteng. Setengahny
a ada toko kelonto
kamu akan menemukan toko kelont
lasku lalu Rudi menin
sambil berpikir. Aku mengamati sekelili
rjaan yang harus aku la
ang ke sini, semua gangguan ini memilih aku sebagai korban. Mulai da
mendapatkan jawaban, aku ndak akan puas. Ap
ari tempat yang coco
u bisa melakukan hal lain, seman
paku, seng, triplek, papan biasa semuanya c
gun gubuk pun dimulai. Adanya danau kecil di bagian belakang
kaki. Kecil tapi cukup untuk aku seorang. Ukuran yan
rnya gubukku berhasil diselesaikan
ggunakan setiap selembar papan triplek. Hanya
hat sejenak, aku menuju danau belakang gub
ai sholat dan sedikit berzikir, aku bersiap-siap untuk pergi k
k perlahan sambil mengamati sekeliling. Yang mengherankan, aku tidak bertemu atau berselisih de
Mar. Nanti saja lah belanjanya, s
sebuah rumah panggung yang agak besar berwarna
memasukuki halaman luas rumah tersebut. Aku me
Krakk...
mendongak menatap langit. Langit yang tadin
da balasan. Aku mengucapkan salam sekali la