Kubalas Suamiku dan Maduku yang Benalu
dan juga sayur untuk makanku dengan Nela putriku, pagi ini. Tidak ada makanan yang tersisa
bisa meminta lebih kepada Mas Iqbal yang akan memberiku sebuah pu
engingat semua penderitaan yang aku alami
la putriku terlihat berjalan masuk menghampiriku, tubuhnya yang begitu kurus memanda
jika memakannya sebelum ibu dingin,kan" bujukku pada putriku,
dapur, sembari menungguku menyiapkan makanan yan
a bukan karena bantuan dari kenalan Bu Mita, Mas Iqbal mungkin masih akan bekerja sebagai petugas ke
Nanti Ibu bisa kesambet," celetuk Nela,
bisa ngomong Ibu bisa kesambet kalau duduk melamun,"
asib Kehidupanku bersama dengan Nela, jika aku masih tetap bertahan dengan Mas Iqbal kedepannya ent
ri tadi sudah berbunyi, Bu," mendengar pertanyaan putriku, membuatku segera berdir
ambilkan untuk, Nela ya," lekas aku menyajikan nasi dengan
h kecil, tetapi tidak ada pilihan lain, hanya ini makanan yang
n piring yang berisi Nasi beserta lauk mie kepada Putriku, yang segera d
nku, sakit rasanya melihat putriku harus merasakan penderitaan
bandingan terbalik dengan sikapnya kepada Ibu mertuaku dan juga adik iparku, yang setiap harinya Mas Iqb
desa memberitahuku, jika Mas Iqbal selalu mengambil jatah makan siang pegawai Kelurahan y
kanan yang saat ini dimakannya, segera aku mengusap air mata yang menetes di wajahku, sebelum p
biskan semuanya," tunjukku kepada Mie dan juga nasi yang aku letakkan di atas meja, memint
eh mengambilnya?" tanya Nela menatapku,
k ingin menambah nasi, Nak. Ibu masak banyak pagi tadi," ucapku
saja," balas Nela yang membuatku s
t mengambil nasi yang tidak dimakan oleh Nela untuk ak
sudah lama kita tidak pernah makan Ayam goreng, Bu!" tanya Nela, dengan mulutnya yang
ang ada di mulut Nela, baru setelah itu Nela bertanya kepada ibu," teg
ya berantakan!" ucap Nela yang membuat
tanpa bantuan dari, ibu. Tadi Nela mau bertanya apa kepada ibu?" kutatap ma
memakannya, Bu. Apa saat ibu gajian, Ibu bisa membelikan Nela sepotong ayam goreng?" pinta Putriku yang membuatku menghentikan makan
kan hidup susah kepada Nela!" ucapku dengan lirih,
an juga sayur untuk makanku dengan Nela putriku, pagi ini. Tidak ada makanan yang tersisa y
bisa meminta lebih kepada Mas Iqbal yang akan memberiku sebuah pu
engingat semua penderitaan yang aku alami
la putriku terlihat berjalan masuk menghampiriku, tubuhnya yang begitu kurus memanda
jika memakannya sebelum ibu dingin,kan" bujukku pada putriku,
dapur, sembari menungguku menyiapkan makanan yan
a bukan karena bantuan dari kenalan Bu Mita, Mas Iqbal mungkin masih akan bekerja sebagai petugas ke
Nanti Ibu bisa kesambet," celetuk Nela,
bisa ngomong Ibu bisa kesambet kalau duduk melamun,"
nasib Kehidupanku bersama dengan Nela, jika aku masih tetap bertahan dengan Mas Iqbal kedepannya en
ri tadi sudah berbunyi, Bu," mendengar pertanyaan putriku, membuatku segera berdir
ambilkan untuk, Nela ya," lekas aku menyajikan nasi dengan
h kecil, tetapi tidak ada pilihan lain, hanya ini makanan yang
n piring yang berisi Nasi beserta lauk mie kepada Putriku, yang segera d
nku, sakit rasanya melihat putriku harus merasakan penderitaan
bandingan terbalik dengan sikapnya kepada Ibu mertuaku dan juga adik iparku, yang setiap harinya Mas Iqb
desa memberitahuku, jika Mas Iqbal selalu mengambil jatah makan siang pegawai Kelurahan y
kanan yang saat ini dimakannya, segera aku mengusap air mata yang menetes di wajahku, sebelum p
biskan semuanya," tunjukku kepada Mie dan juga nasi yang aku letakkan di atas meja, memint
eh mengambilnya?" tanya Nela menatapku,
k ingin menambah nasi, Nak. Ibu masak banyak pagi tadi," ucapku
saja," balas Nela yang membuatku s
t mengambil nasi yang tidak dimakan oleh Nela untuk ak
sudah lama kita tidak pernah makan Ayam goreng, Bu!" tanya Nela, dengan mulutnya yang
ang ada di mulut Nela, baru setelah itu Nela bertanya kepada ibu," teg
ya berantakan!" ucap Nela yang membuat
tanpa bantuan dari, ibu. Tadi Nela mau bertanya apa kepada ibu?" kutatap ma
memakannya, Bu. Apa saat ibu gajian, Ibu bisa membelikan Nela sepotong ayam goreng?" pinta Putriku yang membuatku menghentikan makan
kan hidup susah kepada Nela!" ucapku dengan lirih,