Cinta Pengantin Buta
Anshori Prasetyo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"
ksikan pernikahan spesial antara Pramudya dan Mentari, mereka berdua s
i segera meraba-raba sampingnya seraya mencari tangan sang suami. D
itu. Mentari sedikit terkejut merasakan tangannya ada yang memegang, dia mendongak ke ar
uh bahu Mentari. Setelah itu dikecup puncak kepala istrinya
ya bisa melihat kecemasan dalam mata itu. Banyak pertanyaan yang ada di benaknya saat melihat Mentari. Apa
an kebaya putih, kebaya sang ibu yang dulu digunakan untuk menikah dengan ayahnya. Dia
ik. Apalagi sang suami yang tak berkedip melihatnya. Andai Ment
mengenakan kemeja putih polos dan celana bahan
rga pamit undur diri. Mentari hanya datang dengan Pak Anshori, ayahnya. Seda
sambil melamun karena pikirannya belum tenang. Dia belum bisa menerima kenyataan ini. Saat Pak Anshori berbalik, Me
seorang istri ikut suami kemanapun suaminya pergi," mata Pak Anshori
enyayanginya. Mungkin keluarganya sudah tidak menginginkan Mentari lagi. Mungkin Mentari selalu menyu
orang pun yang menjelaskan. Tapi saat ijab qobul tadi, Mentari merasa kalau suam
ti ada yang membuka paksa. Dia menangis dalam diam saat menyerahkan M
al selalu menganaktirikan Mentari. Tapi semua sudah terlambat. Dia sudah tidak memp
mengajak Mentari berjalan-jalan terlebih dahulu. Supaya mereka bisa lebih k
tidak ingin buta. Tari juga ingin seperti Bulan y
ri tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia semakin tersedu-
in memeluk anaknya, menenangkan putrinya, tapi dia tidak bisa. Dia me
egang sebelah bahu istrinya. "Jangan menangis lag
akan lewati semua bersama. Jadi jangan pe
Dia mengenal suara ini. Suara yang beber
pipi sang istri. "Kita bisa berbagi semua hal se
entari. Tanpa sadar tangan Mentari terulur dan memeluk suaminya. Dia malah me
ambil mengelus lembut punggung wanita yang telah menjadi istrinya. Dibiarkan Mentari
n kejadian itu juga merasakan
pelan. Pramudya yang memunggungi Pak Anshori pun menoleh. Dirai
gan sakiti dia seperti yang Papa lakukan. Jika kamu tidak menyukainya lagi, jangan sakiti hatin
a menangis, saya pastikan dia menangis bahagia," janji Pramud
salah satu tangannya dari genggaman Pra
ahagia. Jadilah istri yang patuh dan berbakti pada suami. Anggap mertua sebagai orang tua sendir. Nant
kan. Air matanya pun jatuh semakin deras. Mentari ikut menangis lagi. Dia sanga
rapa langkah, Mentari berhenti dan menoleh kebelakang. Berharap ayahn
ng ya main kerumah. Mbok Darti pasti kangen," Pak
merasa kehilangan dirinya. Mungkin memang benar ka
kaian wanita. Dia hendak membelikan istrinya baju karena Mentari tidak membawa apa
stri, Pak Saman dan Pak Sam, supir
dalam mobil. Kemudian mereka melanjutkan p
Rukaiya yang menunggu dengan cem
aiya sambil menghampiri Pak S
jawab Pak Saman seraya melepa
ar dulu ya?" izin Pramudya dengan menggenggam ta
senyum sambil menunduk sopan. Dia menggunakan feeling s
a bergerak men
audara kembarnya yang merupakan
lam pikirannya buta itu seperti memejamkan mata. Tapi mat
agaimanapun dia, sekarang dia sudah menjadi
dirinya pada orang lain termasuk rekan bisnis kita?" Bu Rukaiya mulai takut
. Dia istriku bukan istri Arjuna," perkataan itu mem
mbilkan minuman untuk istrinya. Da
ksud kami, Pram,
Dia benar-benar tidak mempersalahkan andai Menta
k yang tidak tahu balas budi. Dia tidak mengharapkan apapun dari perusahaan pamannya. Yang tanpa dia
ramudya mencoba menenangkan pamannya. "Aku permisi du
rnya. Menemui sang istri yang membua
etuk pintu. Kebiasaan yang semestinya harus berubah.
jat saat mendengar pintu kamar t
apapun. Dia berjalan mendekati istrinya. Sedangkan sang istri nampak
meraih tangan Mentari lalu menyerahkan gelas yang dipegangnya. Menget
ramudya tetap memandang kagum sosok wanita di
erapa baju lagi untukmu. Aku tadi sengaja membelikan satu
untuk ganti baju dengan yang dia belikan dadaka
gan panjang di bawah lutut dan lengannya
elah mendengar ucapan sang suami, dia segera me
a pulang mengambil baju di ruma
mbil menggeleng dan tentu saja
adi denganmu dan keluarga, tapi yang aku lihat saat kamu berbicara
ang suami. Setelah itu dia m
. Aku masih punya baju yang masih layak digunakan," u
itakan semua. Seperti yang Mas Pram katakan tadi, kita adalah partner hidup. Kita berd
g dipegang Mentari kemudian menaruhnya di atas nakas. Setelah itu Bagas
um berani. Tanpa sadar Pramudya melakukan itu. Mentari langsung tersipu
saha menjadikan pernikahan ini abadi sampai Jannah. Berusahalah untuk mencintaik
ngatkan sebagai partner hidup agar perjalana
baik seperti yang Mas Pram harapkan," ucap Mentar
ik. Terima kasih menjadi partner hidupku," sekali lagi
melepas genggaman tangan Mentari. Wanita itu m
ta tolong,"
?" balas Pramudya
sini. Dan tentang rumah ini, maksudku tentang setia
i sulung Pak Anshori beranjak dari dudukn
isa mengenali mereka lewat suara. Mas bantu aku keliling rumah in
erkataan istrinya. Dia bangkit
u, tolong antar beli the white c
h hati Pramudya. Entah apa yang terjadi pada pria ini. Mungkinkah d