Ibu Mertuaku Penuh Drama
rt
manya. Jangan sampai bikin ibu malu." Ucapnya kesal ketika
k mungkin terjadi. Ia memang selalu mengakui apapun hasil masakanku men
ang tak berujung. Seperti biasa pula, selesai acara aku dan suamiku yang
au membantu, setelah kenyang maka mereka masing-masing langsung masuk kamar dan hebatnya, kami baru bisa maka
mertua dengan tubuhku saat ini yang kurus, tinggal kulit pembungkus tulang saja, ditambah wajah yang
ur dari mulut suamiku. Aku hanya mengangguk dan m
*
erikan uang setelah bibit pohon dibeli orang. Tapi sampai sekarang belum juga ada tanda-tanda uang akan diberikan suamiku. Aku juga tak ing
ah dapat uangnya nanti kita bawa Arthur berobat ya." Mas Didik memeg
k." Titah bapak mertua saat tahu tidak ada perubahan pada suhu tubuh Arthur.
gur pensiunan, terus kalau kamu pinjam mau balikin pake apa, kalau anak itu sakit dikompres biar turun pa
mpai ke rumah tetangga. Apalagi kalau aku pinjam sampai jutaan. Padahal kata b
n uang untuk memenuhi kebutuhan sebulan. Tak lama ku lihat Farah pul
ak. Kamu sudah makan apa
an berdiri terus. Capek bukan main. Mbak, bisa buatkan rendaman air hangat dikasih
dia seharian bekerja." Aku menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya per
ik menuju ke kamar Farah. Aku tahu itu buah-buahan karena warna plastiknya transparan. Ibu nampak terkejut
menaruhnya di lantai depan ka
yam KFC dan memberikannya secara diam-diam ke kamar Farah. Ya, Farah dan Purwanto, adik iparku selalu mendapatkan perhatian lebih dari Ibu. Maklum saja
ja tidak dikasih untuk berobat Arthur tapi dengan santainya ibu bisa membelikan makanan buat orang-orang kesayangannya. Jadi b
rumah kami berusaha membantu sebisa mungkin meski hanya dengan tenaga, tapi itu tidak pernah
iak histeris. Disusul tangis Sekar. Aku sontak menoleh dan melihat i
nya. "Ada
Sekar ke rumah sakit," Aku terperangah. Luar biasa paniknya dia saat cucu perempuannya sakit,
lang dari kebun, Bu. Mu
kar betul-betul demam. D
a bisa bantu ibu bawa
dia." Sungguh di luar nalar kasih sayangnya pad
Ibu hanya mengangguk saja. Lima menit kemudian
yang sudah memegang balon besar ditangannya.
n Sekar bakso supaya cucu ibu yang cantik ini cepat sembuh." Ibu menyerahkan dua bungkus pl
u masih harus berjuang menurunkan demam anakku. Malamnya, Arthur kembali demam dan aku hanya bisa men
Aku memilih kembali ke kamar mengurus bayi ku. Setelah setengah jam bolak balik mengompresnya, akhirnya
wa tadi enak loh.
ribut kamu. Nan
engar memang
uang, makanya ibu beli segala macam makanan ini diam-diam janga
ih Bu?, kan kasian, dia pin
am, lihat tuh Si Didik aja nggak kerja, apalagi si Mayang juga
u seperti ini, aku masih bisa bertahan tapi bagaimana dengan anakku. Bukankah
gak mau dengar suara rewelnya. Aku betul-betul mau istirahat malam ini." T
cantik, malam ini tidur sama mbah ya." Su
u menyayangi Farah dan membenci kami. Mas Didik hanya bilang ibu sudah lama kepengen anak perempuan tapi semua anakny
kan uang untuk berobat Arthur. Kasihan anakku, selama sakit sangat rewel
i popok buat anaknya. Jadi aku hanya bisa mengganti celananya berulang
senyum senang. 'Semoga saja sudah ada
ahaan kayu, Ini bisa dipakai buat berobat Arthur. Cepat ganti ba
ngganti pakaian Arthur dan kam