Tak Apa Jadi Istri Kedua, yang Penting Soleha
Ri
sekali dia cemburu akibat perkataanku barusan. Meskipun dia men
duknya, karena sejak tadi aku ada di sini dan melihat tingkahnya yang menangis tergugu bak anak kecil hanya karena Mas
ng, sama sekali aku tak mengharapkannya. Tapi
karena sakit hatinya. Apalagi ketika aku mengatakan jika Ahmad berencana mengajakku ke puncak,
k menjalin hubungan dengan lelaki yang sudah memiliki istri dan anak. Sebab konsekuensinya sudah pasti
hu sejak lama dan dia tetap ingin melanjutkan hubungan itu, dan sekarang ia men
iri pernikahan ini dengan segera?
isa tercukupi. Bisa dibilang bila kehidupan kami sangat sulit. Aku sungguh harus berpikir keras bagaimana caranya agar bisa bertahan dalam
u rumah tangga adalah saling bahu membahu. Tak lupa aku juga tak pernah bisa melupakan tanggung jawabku terhadap anak
erjaan yang biasanya berbasis online yang tidak terikat kontrak jangka panjang namun tetap memiliki ikatan kerj
sungguh-sungguh. Dan hasilnya, sekali gajian terkadang bisa mencuku
keluarga kecil kami bisa memiliki masa depan yang ter
an rumah yang cukup lumayan agak megah menurutku, membeli beberapa petak tanah yang rencananya akan kubu
uat tenaga. Ini sungguh sebuah ujian, bahkan membuatku hampir gila. Terpuruk sekali aku kala itu. Tapi masih bersyukur kala itu
ga kami. Tapi Mas Ahmad juga sama salahnya dengan wanita itu
kan jatuh ke tangan mereka secara cuma-cuma. Beberapa sertifikat akan kubalik namakan atas namaku, dan segudang persiapan lainnya juga sedang d
a dia mengira jika Ahmad adalah laki-laki sukses yang punya banyak uang. Tanpa dia ket
uplai. Karena dengan begitu aku bisa membuatnya betah dulu di rumah ini, terlebih ketika kulihat wanita itu cukup lihai untuk membersihkan dan membereskan semua pek
a meningkat, dan membiasak
jelek. Tapi tenang, bagiku cantik adalah sehat. Aku semakin rajin ke gym, dan juga mengikuti ja
bergelar istri kedua. Tak apa, berbangga dirilah terlebih dahulu, sebelum suplai keuangan aku tutup dan kalian berdua a
ulai. Semoga nanti kalian bisa Istiqomah dan masih bi
tadi dia ingin melangkah ke kamarnya, tapi aku melarangnya, dan sengaja masih b
juga nggak ke p
ma Mbak? Big no! Yang ada malu-maluin kalo mas Ahmad ngajak kamu jalan, Mbak. Masa ngajak buntelan lemak jalan-jalan. Oh iya, kalo kita perginya bareng-bareng bertiga, a
ngerjain pekerjaan pembantu s
akin panas. Dia
rik nafa
kita yang repot," ucapku.. tentu saja aku tidak mau membuatnya ngambek lebih lama k
bak nggak usah belagu, jelek aja bangga!" Sambun
ubuhku yang lebih padat dan s*ksi. Kalo kurus katanya kay
erlihat memerah. A
dengan keluarnya dia dari kamar. Dia menghampiri ka
as." j
rupanya. Hmmm... Kit
mah ibunya
alem-malem, Mas?" tany
. Kita harus ke sana sekarang juga! Kasihan ibu. Dia butuh seseorang buat
it rupanya? Oke baik
u kesukaan ibu. Fika juga lebih lembut tutur bahasanya. Jadi,
Kulihat Fika menatapku
ulihat Fika buru-buru te
diurus sama mbak Rina, bukannya sembuh, malah aku khawatir ibu akan tambah sakit. " tutur katanya sungguh lembu
u kalo terlalu lama sendiri," ujarnya kemudi
aku kembali melenggang kembali ke kamar. Aku ingin melanjutkan tidur nyenyakku malam ini. Tak lupa, sebelum
ambu
komen, dan tap lovenya ya... Terimakasih..