Tak Apa Jadi Istri Kedua, yang Penting Soleha
Mbak Rina akan mendengar perkataanku. Aduh jangan-jangan dia juga mendengar
laki tersebut dengan cepat menghampiri Mbak Rina, dan menarik perempuan
bih baiknya jika aku membiarkannya terlebih dahulu. Aku tahu Mas Ahmad akan menenangkan pere
*
hu bahwa istri pertamanya tersebut tidak dalam keadaan baik-baik saja. Dia juga tahu jika apa yang telah diucapk
a tadi. Itu benar-benar bukan kata-kata yang serius, Sayang. Dia hanya berc
nda sama Mas. Jadi Mas mohon ya kamu jangan marah sama dia. Kalau kamu mau ma
inya yang dianggapnya terlalu berlebihan. Tidak ada respe
n baik dan tidak berbuat salah. Dia istri yang baik untukmu. Kalau dia
menyinggung Fika dengan cara seperti ini kayak yang sering
nyipitk
n sama dia dibilang aku menyindir, aku diemin malah dibilang jahat, sebenar
sa nggak sedikit aja kamu de
rtawa. Tapi itu sama sekali
ua? Kamu mau aku nurutin semua apa maunya
ambung Rina setelah
ar Ahmad duduk pula. Dia akan be
perpisahan aja. Aku insyaallah siap pis
antara kita. Sekali aku bilang tidak, tetap tidak akan terjadi. Tolong jang
ganya terasa cukup pelik. Sedari dulu Ahmad seakan m
angga kita? Bukannya kamu udah punya
ng aku maksud, kan?" Ahmad berkata dengan gerakan tangan yang mengisyaratkan jika apa yang
t pandangku kenyataannya jauh berbeda, Mas. Kamu nggak bisa menyamakan
m rumah tangga kita?" Ahmad melirik mata is
ng aku mau adalah kita berpikir secara de
u egois karena aku ngga
na mengeras
punya istri lebih dari satu. Aku nggak melanggar perintah Tuhan. Istri yang kupi
g baik tutur bahasa maupun perilakunya. Lalu apa lagi y
rdiam ka
. Padahal Fika udah bersikap sebaik mungkin sama kamu. Hanya tadi aja
ang membahas kesalahan dia tapi aku
nya kamu juga mau minta c
kita gak usah bahas masalah perceraian. Kalau
a itu bicara. Ia ingin tahu sejauh a
asih sayang sama kamu. Aku ngg
kita harus bercerai in
hanya perlu memakluminya. Dia butuh bimbingan kamu selaku kakak madunya. Sebenarnya aku mau kalian berdua
dalah hal tersulit ketika harus menghadapi egon
sudah mulai terlatih dengan kesabaran dalam hatinya. Kesabaran itu baginya
ja. Setelah semuanya selesai, kau akan keluar dari hubungan ini dan Ahma
sakit apabila harus dipertahankan. Hal lain yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan ke
karang berbeda jauh dengan Rina yang dulu yang suka berbicara. Sekarang di matanya Rina terlihat lebih pendia
sama apa yang udah aku katakan?" Ahm
mentara aku setuju,
a i
lagi untuk kebutuhan rumah ta
a kita, jadi semuanya udah sewajarnya
gasku, Mas! Kamu berani beristri dua, artinya kamu juga h
d te