icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Menyerah atau bertahan

Bab 3 Saat terakhir bersama Ibu

Jumlah Kata:1169    |    Dirilis Pada: 20/12/2023

b

ena sejak pulang kerja, ku lihat wajah Bang Beni kusut terus, seperti baju yang belum di setrika. Terakhir bertemu

ang tivi. Kelihatan wajahnya sudah lebih rileks di

ita jenguk Ibu yuk! Aku kangen

t matanya fokus ke acara tivi. K

iang lah kita perg

. Aku pun berlalu dari ruang tivi menuju kamar anak-anak. Ku beritahu kan niat ini. Alan

yang paling berharga untuknya, ya anak-anaknya ini. Duh .

**

bersama anak-anak ya!" Aku memberit

," jawab

n ke rumah neneknya. Karena Ivan, oom nya suka nga

e rumah nenek," sor

ngatkanku untuk tak lupa membawa kebutu

ai mengurus diri sendiri. Si sulung Sinta sudah duduk di bangku SMP, sudah bisa di ajak curh

ah pikiran, tak jadi pergi. Aku sangat kecewa dengan sikapnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran. Suka sekali memutu

aja yang pergi, naik taksi online.

aja yang pergi ke rumah Ibu. Sepanjang perjalanan, aku lebih banyak diam. Hanya mendengarkan celoteh mereka, yang bergantian saling meledek. Hmm ... dasar ana

ksi, kami pun turun. Hampir saja tertinggal barang bawaan ku, gegara sibuk menurunkan bocil-bocil yang ceriwis ini. Raka dan Ni

**

kami. Padahal tadi pagi sudah ku beritahu ke Ivan. Kok perasaan ku jadi tak enak ya. Sambil mengetuk pintu, aku mengucapkan salam. T

kenapa tak kelih

m kabar, Nay

ana?" t

ah mertuanya," jawa

an menuju

ya menerawang ke atas langit kamar.

g bersama anak-a

kejutnya aku, Ibu sudah tak bisa melihat dan berbicara lagi. Matanya sudah rabun, terlihat putih

menjenguk Ibu. Hingga tak t

n. Alasan adikku, karena istrinya sering ribut dengan Ibu ketika ia sedang bekerja. Jadi istrinya meminta pulang ke rumah

tifitas sehari-hari di lakukan di atas tempat tidur, kecuali mandi. Ibuku sangat sayang dengan Ivan. Sehari saja tak melihat

u!" ajak Ivan. Kami pun men

memandikannya. Sepertinya Ibu menggigil , air di bak mandi, terasa dingin di tubuhnya. Kami pun segera menyuda

membawakan bubur ayam kesukaan Ibu. Mudah-mudahan Ibu berselera unt

rnya," jelasku. Lalu Ibu menganggukan kepala. Perlahan ku suap kan

**

i ruang tamu. Pengasuh Ibu berbaik hati mel

ak kelihatan?" ta

n tempat untuk menginap juga. Ia lebih memilih tinggal di sana,

uk Ibu, dan membelikan apa yang di

k manis," ucapku. Ibu memberi isyarat dengan sebelah tangannya, melamb

si bungsu Nina." Sambil

ini lagi ya Bu!" kali

minta datang lagi ke sini,

im?" kali ini Ivan membuat

es krim!" sorak mereka. Hmm, kalau

l membuat Ibu tersenyum, b

etika berpamitan pulang pada Ibu dan Ivan. Aku ber

meluknya dengan erat. Tak terasa Mataku pun berembun. Tak lama anak-anak pun iku

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka