CALON MERTUAKU
a, persis seperti di sinetron atau film. Aku sendiri masih bingung ingin duduk di mana. Lelaki berusia 6
an wangi seperti di kota." Dia bermaksud ingin menuangkan sesendok nasi padaku. Namun
ngkapan di atas piring juga barang-barang lama yang tergolong antik. Lalu
ini namanya rama-rama, binatang laut yang tinggal di tanah busut. Mu
ikatakan udang bukan, kepiting jug
ada daging seperti kepiting di dalamnya. Aku tarik dan coba, wah ras
ngan makan nasi supaya cepat kenyang. Dari speed boat tadi sebenarnya
Ya, rumah seperti istana zaman dahulu luasnya. Tidak ada pembantu, atau cucu? Oh iya, B
yang kemas semua sendiri." Dia melihatku
duk atau merokok dulu." Aku bilang begitu k
iam sesaat. Lalu aku membawa semua peralatan makan
tampung dalam wadah ember bekas cat. Tekstur air yang ada di dalam ember warnanya agak kekuningan. Aku harus menggun
iau membaca buku tebal dengan tulisan Arab tanpa harokat, hebatnya lagi tanpa menggunak
n bicara," katanya tanpa berp
buku kemudian menutupnya. Padahal lampu di ruang makan agak remang-remang. Mata
anya apa?" tan
ta besar hal demikian sudah biasa sekali. Bahkan aku sudah sering satu ruanga
tutup mata. Om ingin memastikan." Ucapan calon mertuaku membuat
alah dengan kam
ahan. Bilang sama Om, hubungan kalian sudah sejauh mana?" Tatapan mata Om Andi mel
a lagi. Apa aku harus
ai terbata-bata. Apa Bang Angga sudah cerita kalau kami melakukan ap
ebenarnya dalam agama kita, anak di luar nikah tidak akan mendapatkan
apa,
k. Maka warisan sebanyak ini asalkan anak itu darah kelua
um mau buka mulut. Ah, tapi apa penting untuk jujur. Bukannya pertany
memegang tanganku. Jujur aku kaget dan mencoba melepaskan dir
m lepaskan." Dia menatap mataku. Jan
a anak muda tanpa pengawasan orang tua di kota besar." Akhirnya genggam
perempuan juga. Apa mungkin itu penyebabnya dia buru-buru menikah, persiapan
Kami persiapan sudah s
at terus, bukan?" Lagi-lagi pertanyaan
KB, jadi sampai sekarang ngga
kali," kat
erikat kontrak kerja." Dia t
holat terus maksiat jalan. Luar biasa!" Lelaki dengan rambut pendek seperti tentara ini be
Aku menunduk
Setidaknya kalian lebih baik daripada Om. Om sendiri tid
Refleks mulutku nanyain. Kalau aku
n lalu sejak istri Om meninggal." Oh
ulu, mau sholat Isya." Perkataa
lian berduaan di dalam kamar?" Mulai te
kali, Om." Dengan malu aku men
enikah dengan orang lain dan jangan berbuat dosa besar lagi. Kita tidak perna
kamar mandi yang sinar lampunya l
lupa kiblatnya di mana. Terpaksa aku mengetuk pintu kamar Om Andi. Beliau kel
i melihat isi kamarnya sekilas.
idupkan obat nyamuk saja, Nora." Jawaban atas pertanyaan y
kiblat sebel
pi sepertinya Andi membelakangi lemari baju. Ada la
u lancang sekali tadi memandang isi kamarnya. Jujur saja aku su
i kepalaku bergantian antara Bang Angga dan Om Andi. Terutama ketika beliau shirtless. J
ya? Aku jadi diam sambil pikiranku ke sana kemari. Ah, aku ulang saja sholatnya. Te
mbuat gigiku ngilu. Aku duduk paling akhir. Dalam remang-remang lampu aku melihat ba
. Lanjut aku salam ke arah kiri. Dan aku terkejut hingga terjengkang dari tempat sholat.
ah mati." Aku mundur sampai me
Jerit Bang Angga hingga memekakkan te
ak sambil memukul-mukul lemari s
u berdetak sangat kencang dengan napas n
u yang menutup telinga dengan dua tangan. Mungkin calo
elah itu aku tidak tahu apa-apa l
sam