ARJUNA MENCARI CINTA
n Tuan Erlan.""Cih! Siapa Lo ngatur-ngatur gue, Boris?" serunya sambil berkacak pinggang di hadapan pemuda itu."Saya ... Asisten Anda, Bos. Yang ditunjuk lan
. tolong jangan pergi, Bos! Nanti Tuan Muda Erlan akan marah besar," ucap sang asisten."Bodoh amat! Emangnya gue pikirin?" sahut Arjuna lalu segera masuk ke dalam lift meninggalkan asistennya, Boris.Namun baru saja Arjuna masuk ke dalam lift, pria itu diseret kembali ke luar dari lift oleh Asisten Dio, orang kepercayaan dari Erlan, sepupunya."Dio! Lo ngapain megang-megang gue? Woi! Gue masih normal, ya! Gue masih doyan makan donat! Lo pikir gue pecinta batang?" kesal Arjuna lalu mencoba lepas dari cengkraman tangan Dio yang besar."Maaf, Tuan Arjuna. Ini perintah," seru Dio sambil terus memastikan jika Arjuna tidak akan lepas dari kungkungan tubuhnya. "Jangan kurang ajar Lo, Dio! Perintah siapa maksud Lo, hah!"
adap apapun dan siapapun di dunia ini. Termasuk tatapan menusuk dari mu Kak!" seru Arjuna lalu duduk tepat di hadapan Erlan.Bahkan dengan beraninya, Arjuna mengangkat satu kakinya di hadapan Erlan.Sang sepupu terlihat menghela napasnya dengan sangat berat, seraya berkata."Sampai kapan kamu dewasanya, Juna?" ujar Erlan sambil mencampakkan lembaran demi lembaran foto intim Arjuna dengan beberapa wanita."Apa untungnya kamu bermain dengan banyak wanita?" tegur Erlan kepada Arjuna."Yaelah, Kakak! Kurang kerjaan banget sih, sampai mengusik kehidupan pribadi ku?" kesal Arjuna lalu memungut foto-foto tersebut kemudian dengan cepat merobeknya sampai keping-kepingan kecil."Kakak bukannya kurang kerjaan, Juna! Tapi mau sampai kapan kamu seperti itu? Usiamu sudah cukup matang untuk berumah tangga. Pilihlah salah satu dari para perempuan itu untuk kamu jadikan, istri!" ucap Erlan mencoba memberi solusi kepada adik sepupunya."Dih! Enak saja. Mereka itu semua adalah perempuan murahan!""Kalau kamu tahu mereka murahan, ngapain kamu menjalin hubungan dengan gadis-gadis itu, Juna?" "He-he-he! Namanya aku sedang bermain, Kak.""Wanita itu bukan untuk dijadikan permainan, Juna. Pokokny
ki hati yang tulus? Cih! Malah nambah PR gue ini! Sial banget gue!" serunya semakin kesal.Arjuna pun melangkah ke luar dari ruangan kebesarannya menuju ke ruang meeting, di mana semua orang sedang menunggunya.Arjuna sama sekali tidak menyimak apa yang terjadi di dalam ruang meetin