Cerita Penggenjrotan
N DE
adis dengan usia 23 ta
h, mulus, ramping, rambutnya hitam panjang dan lurus, wajahnya sedikit mirip dengan Syahrini seorang penyanyi. Dia sangat menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya, mungkin karena dia seorang
alah satu perusahaan yang ada di kota Malang. Mereka merencanakan untuk menikah setel
h perjalanan yang dia tempuh dari kota Malang, angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini, Fitri diantar oleh jonny me
nya Pak Marwan ketua RT di desa itu. Pak Marwan sangat di segani oleh warganya, sebenarnya dia mau di calonkan s
umah Pak Marwan lebih dekat dengan rumah dinas mereka. Bersama Yuni dan Desy, Fitri sering bergantian ke rumah-rumah warga untuk membantu ibu-ibu yang mau partus normal ataupun mengobati bayi yang sakit. Untuk bertugas ke desa yang jauh, Pak Marwan lah yg sering mengantarkan
pi, Fitri pun meminta bantuan kepada pak Marwan. Sejak saat itu Fitri dan Pak marwan lebih akrab, Fitri selalu mengandalkan pak marw
pak marwan, walaupun Fitri tidak menyadarinya, sebenarnya pak marwan mulai menyukai fitri dan nafsunya semakin menggebu-gebu setiap kali membonceng fitri, selain fitri cantik, pak
mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya, Fitri mendengar ketuka
masuk pak..". Setelah masu
tanya sambil menutupi belaha
ni,,kok kelihatn sepi,,?mba dewi sama mba erna kemana,,?". Pak m
,katanya kangen sama orangtua,,kalau begitu,saya mau ganti baju dulu,bapak mau mi
ja,,apa mba Fitri nda' kangen juga sama ibunya,,?" pak m
aya lagi ada di Bandung, terpaksa d
ata pak marwan tercengang saat melihat fitri keluar dengan pakaian serba minimnya
n kilat-kilat yang menyambar. Karena sudah akrab,mereka berbincang-bincang kesana kemari dari masalah pekerjaan sampai masalah penggenjrotan, bagi Fitri, genjrot adalah hal yang
cukup umur untuk menikah, apa p
ih terlalu sibuk sama pekerjaannya, mungkin karena dia baru bebera
u tidur mba bagus sekali,boleh saya pegang kainnya,,?baran
Tapi,bukannya memegang kain baju fitri, pak marwan malah mengelus-menge
lus perut saya,,? Saya
rwan kembali me
dah hamil,,hehe" pak marwan tersenyum
lang gitu, saya ka
epas genggaman tangan pa
a pak,,masa bapak begit
afsu, bapak kan jadi gemes sama mba,,mba fitri mi
uarkan rayua
deh,,". fitri pun merasa tersanjung karena
ekati dan melingkarkan
-istri bapak, lagian saya mengannggap ba
hu nda' akan berani marah,,bapak sangat
um sambil memandang
bapak,dan saya tidak mau jadi istri
dia kemudian meniupkan nafasnya ke tengkuk fitri yg di tumbuhi rambut halus,dan telinga sampai dada
elukan pria yg hampir seusia ayahnya itu. Fitri terbawa arus gairah laki-laki itu,badannya panas dingin karena sentuhan-sentuhan marwan.. Dengan fitrirnya tang
an,lidahnya menyusup mencari-cari lidah fitri, cukup lama merek
itri mengeluarkan keringat, terlihat wajah Fitri memer
ya
ersenyum mendengar perkataan fitri,,menandakan
ng fitri ke kamar, dan me
bui malam ini,,?" marwan berkata sambi
berpikir dengan akal sehatnya, dia berbohong kepada marw
tapi marwan semakin antusias ingin cepat meniduri fitri. Da
memejamkan matanya saat celananya di tarik marwan. Fitri terlihat malu karena dia tinggal mengenakan bra dan CD berwarna putih saja. Marwan kemudian berge
Jangan begini,
i yang sudah membesar mencuat ke atas berwarna merah muda,, langsung di hisapnya pentil sebelah kanan, sedangkan
udah pak, fitri ng
rekah, mungkin karena kulitnya yang puting, di daerah sekitarnya tumbuh bulu-buku halus, tapi tidak lebat. Langsung saja mulutnya me
a marwan dengan erat,sedangkan kepalanya sendi
i mengucek-ngucek fitring vagin* fit
ak yang ada di vagi
aan fitri dengan cara memasuk
ukup deras hanya karena cumbuan marwan di vagin*nya.. Marwan terus menerus mengisap-
kejut melihat joni marwan yg terlalu besar baginya, kare
itri berkata sambil mengocok-ngocik joni marwan, sesek
bapak akan membe
n Fitri dan merasakan nikmatny
n merubah posisi kembali menindihn
Sedikit demi sedikit kepala jo
tri merasakan vagin*nya mu
rus berjonnyut. Cukup lama marwan mendiamkan joninya d dalam vagin* fitri, setelah fitri mulai menggefi
asukkan lebih dalam, Aahhhhh..". Fitri begitu
tri-istri saya, jarang ada vagin* seperti punya kamu
embali di sodok marwan lobang kenikmatan itu dari belakang. Su
tan vagin* fitri. Banyak sekali cairan kental yang di muntahkan marwan kedalam rahim fitri, rasa hangat yang fitri rasakan. Merekapun roboh, diam tanpa suara sambil berpelukan. Akhirnya marwan dapat men
i sampingnya, mungkin sudah pulang pikirnya. Jam menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar ada ketukan pintu, fitri mengira itu adalah pak marwan, ternyata saat dia bukakan pintu, betapa kagetnya fitri yang datang adalah Jonny, pacarnya. Jonny menje