icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TANTE SISKA

Bab 2 KARENA LAYANG-LAYANG

Jumlah Kata:1208    |    Dirilis Pada: 20/11/2023

it l

k mengira Panca akan menyerang duluan. Di mana-mana hukum fisika itu masih berlaku, gesekan bena

yang ada sekeliling lapangan. Siapa yang tak kenal dengan Panca dan

i dirinya sendiri, mener

a-tiba ikut berteriak terbakar sengitnya benang yang beradu di

. Ia tahu siapa yang lebih c

s menarik layangannya. Tangannya kanan dan kiri bergantia

hh .

t tiba-tiba benang di tangannya berhenti menegang. Lambat laun, dimulai dari benang yang i

engambang di atas langit. Sebentar sebelum kehilangan daya, tur

kal

BANGGAIN?!!" Gunawan menertawakan Panca. Disusul se

ya. Erik hanya bisa menggeleng, kecewa kare

pinjam m

lari melewati tubuhnya. Tiba-tiba sudah duduk menyalakan m

ayangan

iku

na Panca yang terburu-buru. Lawan meninggalkan lapangan pertandingan diiringi ta

rginya laya

a layangan bodoh lo itu!" sambar E

i pertigaan, matanya belu

memberi arah, Pa

Melewati gang demi gang yang dipadati rumah-rumah. Melewati

ik memberi petunjuk ke mana perginya l

r lagi layangan

layangannya dudah jauh lebih rendah dari sebelu

ka sampai di rumah yang cukup terkenal di kampung mereka. Benar saja

eberang pagar sebuah rumah. Erik dan Panca saling

i k

arusan, ia taku maksud kalimat Erik itu. Hawa horror yang kental meski si

eruskan kalimat Erik. "Rumah p

ng seketika membangunkan bulu

an 1 pohon rambutan. Kelimanya sama-sama besar dan berdaun lebat membuat rumah itu bukan rindang

tegak, jadi bagian paling awal setelah jalan r

g motor Erik. Wajahnya tengadah, punggung tangannya menghalangi matanya dari silaunya matahar

mbu panjang untuk mengambil layang-layang itu. Kecuali kamu yang tubuhn

m beberapa saat. Berpikir, mengamati sekitar dengan

ing ke arah yang dari tadi luput dari perhatian Panca. "Mana

mpir tiga meter

lo t

an takut manjatnya. Takut tu

bergantian, sedikit memanjangkan lehe

it ada ranting pohon mangga yang deketan ama pagar. Kita bisa pake itu buat

yang Erik maksud. Hitam bola matanya beringsut naik, bena

gue tak

ik. "Badan aja lo gedein, nyal

nya makin ke atas makin kecil, Sat!

is sampe mangga itu lo turun dah, bi

berwajah kesal banyak terpaksa. Sementara cuma Panca

AL!

berang jalan lebih dulu sambil menengok ke kanan dan kiri, bukan untuk mengawasi kendara

bergerak kompak. Tubuhnya berada di celah antara riang listrik bes

ya gempal, berat tubuhnya yang hampir satu kwintal benar-benar merepotkan. Belum lagi bulir-bulir keringat yang membasahi kedua telapak t

?" Panca akhirnya

n melotot, telunjuknya mengacung vertik

ik-bisik. Melingkarkan ujung

ian, setelah meniti pagar tembok semen yang hanya setebal tepalan kakinya, Panca akhirnya tiba juga di tempat itu.

di perutnya sekaligus menyapu remahan kulit pohon mangga yang mengotori kaos dan

belum sampai kering. Sedetik setelah Panc

iri mematung. Kedua matanya terb

ante

.....!!!! MM–MA

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka