Terjerat Cinta Atasan
𓆩�
akan, ya! Sudah berapa bulan itu kamu
rahnya itu. Membalas senyum sopan sebagai bentuk etikanya Misora mengangguk ke arah ibu
carakan uang kontrakan setiap
h menuju kantornya. Bersempit-sempitan di dalam angkutan umum adalah hal
a! Oh, kamu membawa
sedang mengepel lantai itu. Wanita dengan rambut coklat i
ada kanan wanita itu berkilat saat terken
aniku, bukan? Misora, baik se
uanya cukup bebas bersuara. Mata amber Misor
n tertawa kecil. "Tenang saja. Atasan kita ramah kok d
ri mata coklat terang Nora saat pandangan keduanya bertemu. Tidak ada rasa iri yang
ap juga
*
hun sang ibu berjuang untuk menyekolahkannya kini saatnya Misora membalasnya.
nak bar
arphone hitam yang baru saja datang dan sedang
gugup perlahan memenuhi dadanya. Wanita dengan earp
Aku hanya menyapa ko
depan meja Misora dan menunggu jawaban dari Misor
ana kantor yang mulai ramai oleh karyawan lainnya. Bangkit dari duduknya
i dan perdagangan! Salam kenal aku, Ade
menjabat tangan Adel. Misora tersenyum menatap Adel yang segera pam
n saat pandangan mata mereka bertemu. Melirik jam di tangannya yang menunjukkan pu
menyalakan komputer di meja mereka. Misora melirik ke arah pintu masuk dan
rsenyum dan segera masuk ke dalam ruangan kepala dina
on. Tidak biasanya
ari arah lorong kantor. Mata amber dan mata coklat gelap itu berte
ng pria membuat pria itu segera memutuskan kontak mata. Wanita dengan rambut diikat kun
baru,
epan matanya. Kepala wanita itu menoleh ke arah pria yang dipang
isora untuk masuk ke dalam ruangannya yang berada di samping ruang kepala dinas
uk di kursi kerjanya. Pria itu menunjuk kursi di depannya
aja. Miso
lak-balik halamannya. Pria itu menatap foto Misora dan berbalik memandang wajah Misora.
bidang di kantor dinas ini. Kamu tidak k
nya. "Silakan, Pak. Saya ak
menatap wajah Misora yang menunggu. "Apa kamu
nyaan yang tidak ada hubungannya dengan peke
pasti ingat denga
tiknya membuat Misora semakin bingun
p familar bagiku, tapi jika kita pernah bertemu sebelumnya ... kenapa
tidak ingat pernah buat janji dengan, Bapak. S
ihat perubahan wajah Paiton. Pria itu meletakkan kedua tangannya di
saya ingatkan. Di bawah pohon, cacin
dan sesekali melirik wajah Paiton yang menunggunya. Keringat mul
gkan kepalanya. "Maaf, Pak. Saya tidak mengingatnya
ajah Misora dengan tangannya yang terulur
𓆩�