Gairah Cinta Sang Sultan
u yang
bajunya saja, lukanya ada di dekat pinggang sebelah kirinya. Mirza kembali membantuku untuk mengangkat baju sang sultan, sege
irza kau cari bantuan, mungkin pihak istana sedang mencari yang mu
gera berlari keluar gudang untuk mencari bantua
cukup tebal. Sepertinya lukanya cukup dalam dan aku tidak punya obat dan alat yang mumpuni untuk mengobatinya. Kutatap sang sultan dia tampak menggigil, kutempelkan
h dia ter
leskan di luka tusukannya. Setelah itu, mengganti kain yang awalnya kupaka
untuk meredakan nyeri," kataku sembari menyodor
rtolongan. Detik berikutnya ia pun mencoba membuka mata. Netranya yang keemasan begng membuatku mengerutkan
ini akan membantu mengurang
padanya kemudian meminumnya. Itu adalah obat kunyah dari tanaman herb
ira.
ing ke arahnya. Kami saling menatap,
ahit sekali?" Dia bicara lirih, aku mengerutka
k akan melakukan apapun," ucapku. Kembali kulihat per
?" Dia bertanya, aku menatapnya sebentar
tu?" Aku menjawabnya dengan
bagaimana aku bisa bertahan hidup hingga ajalku tiba. Aku tidak punya siapapun di dunia ini, dan Anda masih bertanya dan meras
memilih untuk berpaling ke kotak obatku. Bertat
" ucapnya yang membuatku
rnah ada yang datang ke istana dan minta-minta makan, tapi a
akan dapat ma
senyum
isa berusaha akan kulakukan, lagipula Tuhan sudah menjamin bagian
ejut dan terpaku akan tindakannya itu. Tidak seorang pria pun yang pernah menyentuhku seperti ini. Aku ingin mundur tetapi tubuhk
a lakukan?" Tanyaku liri
pak pucat. Aku bahkan tidak bisa berbuat apapun dan menghind
Saat derap kaki kuda terdengar bersahutan-sahutan aku segera menoleh dengan perasaan terkejut dan mengakhiri ciuman kami dengan beranjak ke pintu gudang. Itu lebih baik, selain untuk memberiku waktu pulih dari rasa terkejut
ada lukanya," ucapku dan pria itu pun segera masuk ke dalam gudang
erdiri di ambang pintu gudang sementara sang sultan tengah berusaha
ya dan meminta tolong, ternyata dia panglima kerajaan dan sedang mencari keberadaan yang mulia," ce
ria berjubah cokelat yang adalah panglim
yang mulia," jawabku. Lalu dia mengam
an atas apa yang kalian l
oin emas, aku segera menerimanya dengan tat
ari kami. Aku menatap panglima sebelum ia pergi, entah kenapa sorot matanya berbeda terkejut sekaligus bingu
a mencuri
amuk di kepalaku dan m
n membuatku menoleh padanya. Kembali kuingat ciuman itu d
a menciumku? A
ik-baik
rkejut aku meno
erbalik untuk menghindari bersitatap dengannya. Mirza sangat peka, dia bi
anyaannya menghentikan langkahk
man Zaidan mengizinkanku tidur di sin
gaku yang penging. Kami masuk ke dalam gudang, kubereskan kotak obat, kapas dan kain kasa berdarah itu. Kuraih kai
a berjongkok di hadapanku tatapannya menat
baik," jawabku kemudian memilih untuk menggulung kain kasa itu, dan
masih penasaran. Kami memilih berbaring agak jauh dari tumpukan
tinya terkena racun," jaw
a bertanya dengan wajah cemas. Tatapan
hawatir?" Mataku mulai terpejam
siapa yang akan meng
senyum
ahku dengan nada mengantuk dan segera terlelap. Malam itu, ciu