My Bos Obsession
gan langkah kakinya. Sama seperti biasanya, pagi ini
apasnya, meski suasana hatinya sedang sangat, amat, buruk saat ini. Ia tid
itu pelan sebelum
ang senyuman indah seperti biasanya
tanda tangan hari ini," ucapnya, seraya menyer
ang menyebalkan hanya menatapnya dengan wajah malas sepert
ia pertahankan di wajahnya kini sirna. Alih-alih t
lum pria menyebalkan itu akhirnya meng
ti." Dengan santainya, Alex meletak
long siapkan dokumen untuk meeting nanti dalam t
min di hadapannya, Iren tidak dapat membayan
hatinya. Iren dapat memastikan itu ketika ia meliha
anya wajah tampan itu jika pria itu m
jadi penyebab utama Bosnya tidak
ntu hendak pergi dari ruangan itu. Langkah Iren terhenti saat Alex memanggil n
a hal lain yang
da bicaranya agar ia tidak bert
ka keadaanmu sedang tidak baik. Aku tidak ingin asistenku terlihat bu
berkedip beberapa kali, seakan tidak
bali mengucapkan hal yang membuat Iren bingung. Sang Bos
ucapan itu tertahan di tenggorokannya. P
a terdengar suara lembaran dokumen yang
ateri untuk rapat nanti," ucap Alex mendapat
dunia nyata. Iren yang merasa terharu dengan ucapan Alex tadi,
akan pergi
tar sebelum ia melangkah keluar
tertutup. Senyum misterius muncul
sempatan itu sek
erjanya. Ia menaruh tumpukan dokumen yang bar
rlangsung kurang dari lima puluh menit lagi. dan itu artinya, ia hanya mempun
membuatku mengerjakan hal yang merepotkan alih-ali
gitu tangannya dengan cekatan mulai m
ia berada di tempat tidurnya. Setelah menyelesaikan materi ra
mnya, itu setimpal dengan dua har
bagaimana bisa Alex menyadari matanya yang sedikit. Benar-benar hanya sedikit beng
adi pagi sehingga dia bersikap sedikit h
nya. Ngomong-ngomong makanan, Iren baru teringat jika ia belum m
par," u
l tempat paling pojok di café lang
skan untuk mencari makanan di luar rumah walaupun sebenarny
rus merasa sedih karena patah hati. setelah berpacaran lebih dari tiga tahun sia
lanya, "Aku harus melup
a lebih cepat dari sebelumnya. isi kepalanya penuh saat ini sampai ia ti
seperti hari senin lainnya, ibu kota selalu ramai dengan pejalan kaki. Melihat keramaian i
Cafe yang ramai. Ditambah lagi ia mendeng
et ya kita ketemu di sini,
jik wanita di hadapannya, wanita mu
a aku? Kita kan sahabat
a Iren memutuskan untuk mengabaikan kehadiran wanita itu dan mel
g lama ketenangannya hilang saat wanita
di aku ga perlu ke rumah kamu
nya membelalak dalam sekejap. Tangannya gemetar, I
nita yang tersenyum mengejek di hadapannya. Hingga sebua
ren bergu
eka. wanita di hadapannya memandang
iapa?" tany
mbali terfokus pada Iren. Dengan lembut Alex membantu Iren untuk ber
nya," ucap