icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sang Mantan Pelacur

Bab 5 Teman Masa Kecil

Jumlah Kata:1020    |    Dirilis Pada: 18/09/2023

y Re

*

ang mantan. Benda putih berkilau itu sudah mencapai leher, sedikit saja bergerak nyawa

ngat itu!" Mata yang memerah dengan penekanan di setiap kata yang diucap membu

bisik pada Adilla, "Jika Ibu dan

itu pada leher Rustam. "Kupastikan nyawamu melayang." Tangann

Sedikit memang, tetapi sanggup menciutkan nyali. "Oke ... oke. A

sulung. Anwar, adik yang paling tua dan tahu bagaimana perlakuan Rustam dulu, cukup lega melihat perlawanan si sulung. Sudut pandang pemuda itu tentang

n wajah menahan malu. Orang-orang di sekeliling yang menjadi penonton perteng

dilaporin ke polisi aja." Anwar berka

uh. "Nggak perlu, Dik. Mbak iso ngadepi dia. Tenang wae, ya. Satu lagi, ojo cerita I

a terdiam dengan pikiran masing-masing. Sesekali menjawab

al. Keadaannya begitu menyedihkan, baju kusut serta lusuh tak karuan. Muka

lla pada Anwar, "A

inderanya mengikuti telunjuk si

juala

pi kalau itu kayaknya bukan." Anwar dan adik-adiknya meng

gi, tuh." Setengah berlari mereka mende

panggil Adilla

umber suara. Mata mereka bertemu, keduanya meneliti tampilan masing-masing. Danang ya

'kan?" tanya Ad

ta, Danang masih bisa mengena

baik," jawab Adill

nyoba?" Danang menghenti

nya. Terus terang dia sangat iba melihat

ung. Sementara dua adik Adilla, hanya mengangg

" Danang mulai merac

rsi kue pukis dengan pugas sesuai pesanan masing-masing siap d

ekonomi. Adilla terenyuh, apa yang dialami Danang, perempuan itu pernah merasakan. Dihina dan di

rapa, Nang?"

alal, buat makan mereka sama biaya sekolah. Kamu sekara

pan mereka. Mumpung aku masih di sini, kamu ajak main anak istrimu ke rumah, ya.

mpatan, aku pasti main ke rumahmu

Hari sudah semakin sore, takut Suamiyah khawatir menunggu kedatangan mereka. Perempuan berku

s dibayar, Adill menyerahkan uang itu pada sahabatnya.

nggak punya kembalian. K

salam sama mereka, itu hadiah dari tantenya yang be

i, Rum. Terima kasih ba

asih, Nang. Semoga bisa m

ng sahabat. Sebuah ungkapan syukur Adilla ucapkan dalam hati. Mas

e Mbak Rum, ya?" tanya si bung

n bareng. Sayang, setelah itu kita nggak pernah main

lagi sama Mas Danang, Mbak. Jadi bi

, do

n Sumaiyah yang menatap lekat pada Adilla dan adik-adiknya. Keki

aya aja kamu sekarang," ucap perempuan

untuk menjawab sapaan

Jangan seperti anaknya Pak Marwoto yang katanya kerja di salah satu restoran. Eh, nggak tahun

rasaan yang tak karuan. Berharap tak akan pernah ada yang t

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka