Wanita Penghibur Dan CEO Duda
ah wanita tadi dan langsung memeluknya. Aku cukup kaget dengan perubahan Jesen ini, dia anak yang sangat te
e Daisy, sudah b
ang lucu ini. Lain kali lebih hati-hati saat berjalan
Kami pun berjalan keluar, tapi dia masih membalikkan badan dan melambaikan tangannya kepada wanita
*
n diri kemudian membantunya mengerjakan tugas sekolah. En
suasana hening. Tidak ada diantara kami yang memulai percakapan terlebih dulu.
adi, tapi sekarang kembali sepe
idak pernah mengobrol apapun sebelumnya setelah makan. Mungkin hanya sesekal
it-langit. Aku kembali teringat dengan wajah wanita itu, juga dengan senyumannya yang
nama Adrian yang terpampang dilayar. Adrian adalah sahabatku dari SM
n malam-malam?" tanyaku
ing kita. Udah lama ki
juga lagi ba
okasinya, kumpul di lobi gue juga ajak
nit., Tunggu aku di lobi!" jawabku s
baiki penampilanku. Sudah cukup lama aku tidak ke
ngambil kunci mobil dan lang
RR
mengarahkan mobilku, menuju bar di salah satu hotel yang cukup besar. Sesampainya disana, aku langsung masuk ke dalam
h ada tempat kosong!" seru Adrian sambil berte
a bro!" ijin Agil salah satu temank
ring menabrak orang lain yang sudah mabuk. Musik yang dari tadi menusuk telinga, membuatku sedikit lupa dengan kejadian tadi. Hingga meja yang ditunjuk A
nakku Jesen, dan membuat Jesen tertawa bahagia. Wanita yang senyumannya membuat hatiku tergelitik, s
padanya. Menganggap seperti tidak mengenalnya, membuat hatiku tidak tenan
bentar. Apakah aku punya hak untuk berbicara dengannya?
n membuat emosiku mendidih. Tanpa sadar aku mencengkram lengannya dan menariknya keluar dari ba
a aku harus marah? Atau aku marah karena pekerjaan dia yang
li refreshing sepertiku. Tapi, aku juga merasa takut
balik menghadapnya. Aku lihat dari sudut mataku, tangan yang baru s
kasar kepadanya?' r
disini?" tanyaku
idak melihatnya?" jawabnya santa
kamu orang yang seperti itu. Aku hanya ingin bilang jangan perna
dengan anak anda lagi? Saya hanya bertemu karena menolongnya
Nanti walaupun kamu tidak sengaja bertemu lagi dengan Jesen, anggap saja
. Tapi mulutku tak bisa dikontrol, entah perasaan ap
belum, pasti anda lebih mementingkan ego anda dan menganggap diri anda tidak bersalah sama sekali. Lag
uruk untuk anakku, jadi jangan pernah muncul di had
adi siang menyinggungkan senyuman kini terlihat mengerucut menahan amarah.
lau anda tidak mengenal siapa saya, dan jika tidak paham dengan kehidupan yang sudah saya jalani. Saya juga dengan senang hati menganggap saya tidak mengenal anda, karena memang nyatanya kita h
k mencerna semua kejadian ini, masih tidak habis pikir dengan tindakanku yang baru saja kulakukan. Hatiku sangat ny
harus aku
ambu