Jodoh Wasiat Suamiku
rempuan yang duduk di kursi di samping patient bed itu ia lepaskan. Lalu, ia angkat dan menyentuh wajah perempuan yang tak pernah kehilangan kasih sayang untuknya da
erendah dan nyaris menyerah dengan segala keadaan yang
tahu kenapa kelopak mata almond milik istrinya seperti itu. Memangnya apalagi penyebabnya jika bukan karena Elora yang menangisi kondisinya yang makin hari makin melemah saja. Hal itu memang cukup membuat Aaron merasa sang
alih-alih bisa melakukannya. Untuk menggerakkan tubuhnya saja Aaron sudah kewalahan. Ia sudah tak memiliki tenaga lagi. Lalu, apa pun yang ia lakukan pasti butuh bantuan. Ya, termasuk untuk bernapas saja ia harus membutuhkan bantuan nasal
kan ke rumah sakit. "Kau sudah tahu sendiri tentang aku, Ron. Mau seberapa singkat pun aku menangis, mataku selalu akan terlihat sembap," ucap Elora membalas pertanyaan suaminya. Lalu, ia terkekeh kecil. "Tapi, sepertinya aku memang tidak pandai me
kering milik Aaron. Di wajahnya yang juga sudah se
ukas Elora. Ia kemudian menyugar rambut Aaron dengan sebelah tangannya yang terbebas menyentuh punggung tangan Aaron yang dipenuhi dengan urat-urat menonjol jelas di
ekan lalu menginjak usia di tahun pertama. Bersyukurnya Aaron bahwa pada hari peringatan ulang tahun Sean, ia tidak mengalami kendala apa p
an di rumah sama Mama," sambungnya. "Aku tidak bisa membawa Sean mengina
am. "Boleh aku bicar
Aaron mendadak berubah serius. Ia kemudian menatap lekat
ntar. Sebentar lag
idak paham maksud ucapan suaminya.
ruang yang terbuka itu berhasil menarik perhatian Elora dan membuat perempuan itu menoleh langsung ke belakang. Seseorang yang
tu, Hesta juga merupakan salah satu pebisnis muda yang menjabat langsung sebagai CEO di salah satu perusahaan besar dan kini
ali posisinya juga tepat di samping Elora. Hesta menurunkan pandangan dan menatap Elora yang juga tengah menatapnya. Ia kemudian mengulu
n, ia berusaha untuk tidak memasukkan hati akan hal itu. "As you can see. Tidak ada yang berubah
ar
at Aaron tertawa kecil melihat apa yang terjadi. Sedang
hnya. Ia berusaha untuk merubah posisi menjadi duduk. Namun, jelas ia gagal. Tubuhnya terlalu lemah unt
ara lirihnya. Bagaimana tidak? Hati Elora selalu tercabik melihat kondisi Aaron yang makin hari makin tidak stabil sebab kanker yang ter
ata bulat milik Elora. Dan Aaron tersenyum. "El," panggilnya setengah berbisik dan El
anya me
mengembuskannya pelan. "Aku mencintaimu, El. Tapi, sepertinya a
aron. Ia mencoba untuk menepis tangan Aaron. Namun, g
uhkan kekuatanku. Aku lelah," ucap Aaron dengan jujur. Aaron le
ron! Kau a
. Aku tidak akan membiarkanmu membesarkan Sean sendiri." Aaron menatap Hesta yang sejak t
t. Ia meng
a kau yang bisa aku percaya untuk m
g dikatakan Aaron. Sedang Elora sudah menatap nyalang suaminya.
kahi Elora dan menj
Aaron!" p
tangan Elora langsung terlepas. Dan tangan itu langsung mencengkram dadanya. Rasa sakit itu berkali-ka
napa?" Elora m
adi adalah permintaan terakhirku. Dengan begitu, aku bisa tenang men
s memaksa. Sampai suara Hesta terdengar dan la
akukannya unt
g sej
"Kau jangan memanfaatkan kondisi suamiku agar ka
ngan Aaron. Hesta sudah bersusah payah mendekati Elora, tetapi El
serius wajah istrinya yang merah padam. Aaron tahu Elora marah. "Ini
gi membawa luka hatinya. Air mata juga sudah ta
n Aaron pasrah. Ia tidak punya daya untuk mengejar Elora. Lantas
angat. Namun, untuk berniat merebut perempuan itu dari tangan Aaron tidak pernah terlintas di dalam benaknya. Melihat elora bahagia di
n Sean, Hes. Aku hany
reka, Aar. Tapi, ayo
, Hes. Aku terlalu lelah. Kasihan juga Elora yang seti
"Aar, kau harus berjuang. Ada Sean y
i ini lebih parah dari sebelumnya. Aaron mengerang. Namun, hanya seb
Aaron. Namun, tidak ada respons dari l