Mak, Kata Orang Aku Anak Haram
rt
lemas kayak orang
hnya. Lalu merebahkan tubuhnya di sofa dan menenggelamkan wajah pada bantal untuk menahan keinginannya untuk
sakitnya hati yang telah dialami.
ng di ucapkan pria yang sedang patah hati it
abnya sekali lagi, tentunya dengan volum
ong langsung sama, Dijah." Fandi langsung duduk dan m
ya robek. Dia mengambil jarum dan benang warna abu-abu sesua
di tak bisa membuat emaknya mendengar, tetapi hal yang tak ter
dengan volume suara yang cukup keras, aga
kan benang ke lubang jarum. Diarahkan ujung benang dan tak butuh lama, benang itu berhasil dimasukkan.
n, Dena bukan anak haram. Jika itupun benar, tidak ada anak haram di dunia ini. Yang
wanita yang sangat luar biasa dan bijaksana. Tampak seperti wonder woma
Mengingat Denada dan Yusuf telah saling men
suka dengan Dena." Di letakkan kepalanya di pa
epala putra tercinta dengan kasih sayang. Tak lupa wanita itu menci
punya empat istri? Apa masih kurang? Gak usa cemas putraku. Poligami batasnya empat
nya salah mendengar lagi. Yang dia katakan Yusuf, tapi yang sampai ke telinga
i yang robek tampaknya sudah mulai selesai. Wanita tuli itu bangun dari duduk, kemudian be
an. Emak akan mencegah jika pria beristri empat itu melam
u Mira mencari gunting untuk memotong benang di baju Fandi yang telah usai d
p bapaknya," ucap Bu Mira. Fand
*
di rumahnya, mendekati papan
eh tanya sesuat
embalikkan koran ke halaman berikutnya, sedangka
minta nikah
ji itu bertanya sekenanya saja. Matanya
aji Ridwan terbatuk seketi
uncul dari dapur sambil membawa buah anggur di atas piring, dan s
Ma. Yus
ke rumah ini sebagai istrimu." Yusuf berdecak kesal. Belum sel
i anggur dan menyodorkan teh kepada suami ya
lain saja yang selefel dengan kita. Kamu gak usah sering menemui perempuan
ang ada di meja dan mulai menyerup
penuh harap, agar kedua orang tuanya menyetujui keinginannya.
beberapa tahun silam. Sebenarnya Yusuf sudah lama meny
kelas tiga SMA. Setiap pagi Denada berangkat ke s
h, Yusuf selalu menunggu kedatangan Denada yang akan lewat depan rumahnya. Dia selalu mengintip k
tuk kuliah di kota metropolitan nomor s
ecara diam-diam. Waktu itu libur di kampusnya. Yusuf pulang ke kampung naik
a bocor. Tak mau menunggu lama, Yusuf terpaksa naik angkot. Awal dia masuk ke angkot itu hanya ad
sam