Dendam Manis Mantan Istri
na. Kulitnya jadi lebih kecoklatan, yang membuatnya makin macho. Rahangnya tegas, tatapan matanya masih mampu membuat anak gadis ke
dalam. "Jika kamu benar-benar ingin menegoisasikan mengenai tanah ini, lebih
ak fokus, sehingga hanya menjaw
idak sadar kalau selama mereka menaiki lift, Dru terus memperhatikan dirinya lewat kaca. Lekat, tanp
turun. Dia juga turut menarik tangan Riv ya
IA adalah tempat k
tap pintu apartemen Dru dengan sorot kosong, kemudian menoleh kebelaka
a sementara laki-laki itu bergerak ke dapur. Dia hanya mengambil d
ngmu yang aku inginkan sebagai bayaran, Riv."
uh, ketika dia bertanya, "Lalu ap
diri disebelahnya, sehingga Riv terpaksa harus mendon
lihat santai, seolah apa yang Riv tawarkan tadi bu
lku dengan nama depan," gumam Ri
gera mengorek
dak mungkin memintaku jadi istri bohonganmu lagi, kan?" tanyanya sambil berdiri. Dia enggan
ai Dru, sih. Tapi paling tidak, dia tidak harus terlalu mendong
jawaban ambigu Riv itu. "I
ulai mencumbu laki-laki itu dengan liar. Dia malas bicara lagi, terutama
membalas ciumannya. Tangan laki-laki itu bergerak ke tengkuk Riv, untuk
ti, dan Riv sedikit menjauhkan diri. Napasnya terengah-engah. Dia menjauhkan
dan kekehannya dengan cepat berubah menjadi seringaian. Hal itu membua
g aku terkejut kamu mau membalas ciuman aku," kata Riv, sa
gi laki-laki itu menginvasi bibirnya dengan ciuman. Dada Dru yang amat liat
ni?" gumam Riv takjub, ketika tangannya tidak be
perpotongan leher Riv, dan menjilat serta menghisap
a untuk memperluas akses Dru dalam mencumbu lehernya. Dia kini memejamkan mata,
Sejak melihat Dru dalam versi jauh lebih hot dan amat berotot ini, hal pertama
rendah dan parau, sembari menurunkan tali spageti d
olos itu dengan tatapan lapar. Dia sangat merindukan bagaimana dirinya masuk
n dengan gerakan perlahan dan sensual. Ketika dilihatnya sang mantan su
nikmat. Kemudian, tangan Riv bergerak ke bawah. Dia hendak melepas satu-satunya
i bersarang di bibirnya. Bersamaan dengan itu, tangan Dru tidak tinggal diam. M
as, memelintir putingnya, mencubit ringan, dan akhi
akan basah pertama disan
akan payudara Riv. Bahkan dia tidak peduli begitu menyaksikan bagaima
ng gemetar, Riv bergerak untuk melepas kancing demi kancing yang ada di kemeja Dru. Sese
hingga akhirnya Riv mampu m
kini sudah menuntun Riv untuk mendekati ranjan
tak sabaran langsung mengecup payudaranya lagi. "Jika kau tidak segera men
ngan suara serak, "Of course rough, Dru. Bahkan kalau ka
turun dari atas tubuh Riv dan mengambil sesuatu d
buh Dru ketika memasangkan borgol itu di tangannya. Di
Dru yang heran melihat
ampai takut melakukan ini," gumamnya. "Cepat lakukan, Dru. A
*
gan berotot Dru masih berada diatas tubuh
saat ini amat lengket, dan tidak nyaman sama sekali. Karena itu, dia dengan pelan men
kembali melingkari tubuhnya setela
protes, Dru berujar dengan
mu?" Riv me
tidak mungkin mengatakannya pada Dru. Pria ini mungkin berperan juga dalam hadirnya
inggal sebentar, Trivana." katanya serak. Kegiatan semalam terlalu indah,
arena saat ini dalam kepalanya sudah dipenuhi oleh sang anak. "Biarkan aku per
kan Dru merenggang,
embari keluar dari kamar untuk mencari kamar mandi. Setelah berkeliaran dalam ke
kecil, tapi apakah separah ini s
v lebih memilih memakai kata-kata iblis
ah mendengar pertanyaan Riv. Dia malas untuk mendebat wanita itu, sehingga
a-basi lagi masuk ke kamar mandi itu,
nya terbuka. Pria itu menatap plafon, lantas beralih ke
sudah acuh tak acuh dan jutek, tapi tidak sampai senyinyir ini juga. Riv jauh lebih berani daripada sebelumnya,
a Riv menggugat cerai dulu. Wanita itu selalu bungkam ketika ditanyai. Bahkan, kala Dru merendahkan egonya untuk memohon Riv agar memberitahu apa ke
adalah wanita yang menjadikan dirinya sendiri sebagai rotasi hidup semua orang
h oleh kedua orang tuanya. Dan setelah menjalani kencan buta beberapa kali, Riv akhirnya menja
dak mengerti apa yang sebenarnya a
n tubuhnya masih berjejak sisa-sisa air. Karena malas mengeringkan tubuhnya, Riv akhirn
Itu membuat Riv amat lega. Melihat ponsel Dru ada dia
ng, Riv membuka ponsel pri
selnya, dengan alasan agar tidak lupa sandi. Riv sudah mengingatkan kalau itu
seru. Aplikasi perpesanan Dru memang dipenuhi kontak wanita, tapi dari percakapan mereka, tidak ada y
meletakkan benda itu ke tempatnya semula.
lam, Dru memang mengatakan kalimat
kalau dirinya sangat luar biasa, dan setengahnya lagi karena Riv percaya,
an tubuhnya ke kasur. Dia tidak peduli sama sekali dengan
bisa bertanggung jawab dengan m
cara bagaimana dirinya harus
merahasiakan dari Dru. Tapi nyatanya, apartemen miliknya dan Dru berhadapa
rakan isi kepalanya. "Kalau Dru sampai tahu, aku akan
ntang ap
datang membuat Riv membeku, h