Istri Untuk Dokter Tampan
k." Anita buru-buru menimpali ucapan Rafi setelah melihat raut wajah Zayyan ya
laksanakan, Ma. Ini demi reputasi keluarga ki
a menikahi perempuan pilihan Papa," balas Zayyan. "Biarkan Z
kan waktunya lagi untuk bersantai, karena nasib perusahaan sedang dipertaruhkan. Maka dari itu, Rafi harus segera mengambil tindakan, salah satunya agar Zayyan tetap menika
p kedua orang tuanya yang sepertinya sedang menunggu jawabannya. Sungguh, Zayyan s
memilih menikah dengan Siska, sekretaris Papa?" Rafi ya
ntuk berpikir," tegur Anita. Ia kesal den
ah punya jawabannya. Pilihan kamu hanya ada dua, menikah dengan Siska, atau dengan perempuan piliha
Siska, Pa," ucap Zayyan sebelum
rprofesi sebagai dokter spesialis anak itu. "Berarti kamu harus menikah dengan pere
uk, yang juga tengah menatapnya. "Akan tetapi, saya pasrahkan sama mama untuk mencari perempuan yang cocok
Ia mengelus punggung anak laki-lakinya itu. "Kamu yakin
bu setuju, dan cocok akan siapa calon i
nti tidak sesuai kriteria ka
saya inginkan. Yang terpenting, dia menutup aurat, itu sudah cukup. Dan saya yakin, pilihan mama
Ada haru yang menyeruak dalam hatinya, karena ia begit
tri yang terbaik untuk kamu. Istri yang nantinya bisa taat pada kamu yang akan menjad
a tidak banyak," titah Rafi. "Hanya tinggal empat be
s mendengar per
==
engah berkumpul dengan Ratih, dan Hilya di depan
ulan yang lalu ia dikabari oleh Anita bahwa Zayyan akan menikah, dan Ratih belum sempat datang ke ru
ama pacarnya," jawab Asih. Ia mendesah berat, tak meny
a pernikahan Zayyan batal, padahal kan pernikahan tinggal dua minggu l
nya nyebelin sih, wajar aja calon istrinya nggak mau menikah sama dia," celetuk Hilya. Ia tidak merasa kasihan sama sekali pada apa yang menimpa kakak sepupunya itu. Bagi Hilya, itu karma yang
gadisnya itu. "Kamu ini, sepupu lagi kena
u yang selalu bersikap menyebalkan terhadapnya itu. "Lagian ma
embali menatap Asih yang kini tampak sedih. "Sekarang, apa yang sedang mas Rafi sama mbak Anita rencanakan, Bu? Ka
in yang siap menjadi pengantin pengganti. Tapi, ibu tidak setuju.
kok disia-siakan. Yakin, pasti suatu saat
u membuat keputusan yang bagus, memilih kabur sama pacarnya. Coba kalau tetap
ripada sepupu kamu sendiri," omel Ratih
juga, kalian itu masih saudara," ujar Asih. "Nenek mau semua cucu-cucu nenek akur
ya katakan. Ia tidak terlalu berani
=
a. Ia bekerja di sebuah toko alat tulis sekolah, dan kantor, yang juga menye
nya, dan dua adiknya ditanggung oleh Rafi--sang paman. Sementara untuk biaya makan ditanggung oleh sang
a ia mempunyai riwayat penyakit jantung, makanya As
ang ibu disuruh untuk tinggal di rumah Asih atas permintaan nenekny
ntuk memilih jurusan apa, dan di kampus mana ia ingin kuliah. Namun, saat itu Hilya menolak. Ia ingin bekerja saja karena merasa sudah enggan untuk melanjutk
i kantornya sebagai resepsionis, tetapi Hilya men
man Hilya sedikit menggoda saat melihat Hily
ebenarnya,"
-auranya orang seneng kan kelihatan," kata Fera. Ia berteman H
a pak Dimas berangkat pagi," ucap Hilya sembari se
karena mau liat ge
etiap hari Senin, Dimas berangkat ke kampus pagi hari, dan hari-hari selainnya selalu berangkat siang, menyesuaikan dengan jadwal.
ja berdiri di depan untuk menunggu dosen muda itu lewa
h ke arah Hilya, serta melambaikan tangan. Hilya pun balas melambaikan tangan sembari tersenyum.
k Dosen!" Hilya s
toko, dan menjauh, Hilya masih memp
ang di belakang
, dan senyuman yang tadi menghi
n? Ngapain