Merebut Cinta Suamiku
Mas Beni yang terus memanggilku. Di belakangnya
ng basah karena air mata, melirik Mas Alva yang diam saja. A
ermisi!" Tanpa menunggu jawaban dari Mas
r-benar tidak menyukaiku yang menyentuhnya, sedangkan baru saja dengan mataku sendiri aku
cing di perutku sudah meronta ingin diisi. Namun, keja
u saja keluar dari kamar. Aku menghentikan mendorong troli dan be
kan dahi, tidak mengerti dengan yang dia
bekerja di sini? Sebagai pelayan?" Di
lagi. "Kamu itu istrinya Alva, pemilik hotel mewah ini dan kamu ... apa ka
"Kamu tahu kalau Mas Alva suamiku, kenapa kamu malah menggodanya? Apa yang kamu lakukan samp
gannya mengepal, dia pasti sedang menahan amarahnya karena ucapanku barusan. "Arini, kamu cuma masa lalu Mas Alva dan aku masa dep
capanku, aku lekas mendorong tr
*
a tadi benar-benar membuatku kesal dan marah. Dia
ketiga!" Aku yang memegang kenop pintu hendak membukanya, menahan diri. Tan
sebenarnya tidak pernah menganggapmu lebih dari seorang wani
narik napas pelan dari hidung dan membuangnya pelan juga
iga di antara kita, Mas? Oh, aku baru tahu kalau kamu cuma anggap aku wanita yang berbagi kamar sama
an aku tidak peduli. Aku tidak mau dia dan Arini bertindak sesuk
, Mas?" Pria tersebut tetap diam
asa makin terluka. Sekarang dia telah berani terang-terangan kalau menentang pernikahan kami, padahal dia yang ti
k menepuk pundakku dan
ah, Nenek. Ak
anya Nenek
kejut saja karena tiba-ti
perti biasanya. Wanita yang begitu baik dan tulus itu
tidak mungkin memberitahu permasalahanku
jadi apa-apa. Mas Al
harusnya bersikap baik sama kamu, bahkan Nenek
mencintaiku, di saat ada Arini yang dicintainya. "Kamu pasti berat melalui semua ini. Nenek mint
a aku mulai mencintai Mas Al
ke Alva. Dia beruntung menikah dan dicintai kamu!" Aku hanya membalas uca
mperhatikan pintu kamar Nenek yang tertutup rapat sebelum kembali ke kamar.
an ranjang. Dia sibuk dengan ponselnya dan sama sekali tidak terganggu saat
tiba-tiba saja lampu seketika mati. Mas Alva yang memati
Mas Alva tanpa me
sembari mengusap dadaku dan mengat
mau membuatnya khawatir. "Baiklah, tidurlah seka
awalnya telentang menjadi miring ke kanan dan memun
? Aku sedang mengalami ketakutan di tempa
mbil ponsel dan menghidupkan senter. Berharap
tidur dengan nyenyak, sedangkan aku masih belum t
seseorang sedang bicara. Saat kulihat jam di ponsel, masih menunjukkan pukul tiga din
li tidur, meski tidak bisa karena begitu penasara