Bosku, Kekasih Gelapku
puasa Pak"
na, kira-kira kamu sudah b
eski ragu, "Hmm
akan, bisa datang ke mejaku.
"Memangnya mej
an dengan ruangan staf ini. Pintunya memang ada disampin
alau kamu mau ada perlu. Kam
engge
abrik" ajaknya yang
ngan staf, lalu menuruni tangga. Melewati meja r
ena masih jam istirahat. Satu persatu ia menyebutkan nama mesin itu,
g dan menjelaskan semua proses prod
ia ini dan ap
aki yang usianya ku taksir di atas lima puluhan, lelaki ta
ya akan membawanya" ucap pria
ya Radit.
ua tadi menganggu
n Pak Radit kemb
mereka menatapku heran karena aku adalah anak baru di kantor. Tanpa kupedu
alah bel yang menandakan bahwa
sisikan diri mereka di depan mesin atau
kembali ke atas,
laki yang juga staf, sudah bera
tah kenapa. Tapi lagi-lagi
uju ruangannya, namun ternyata ia
omputerku. Dibukanya seb
lalu serahkan pada saya." uca
erintah Pak Radit meski sebenarny
ugas yang ia peri
Radit pun berl
aku mengerjaka
"Bisa Rin?" tanya Bu Ira yang te
perhatikannya sama sekali karena sibuk fokus
anya, "Ini, benar nggak Bu?" tanya
ah, begini baru benar." ucapnya."Ayo print saja, lalu kasihkan k
as, dimana seharusnya letak t
adit
re
ku malah menggumam
yadari ternyata jabatan pria yang tadi pagi menyapaku da
bekerja dengan bos muda ya
u print dan segera kubawa ke ruangan yang tadi P
pada Bu Ira sebelum berg
nyum kearahku. Senyum yang
tok
ra sahutan dari dalam
dikit melihat kearahku, lalu fo
l menyodorkan dua lemb
gan ketika satu persatu
gnya berkerut.
Apa kamu belum paham yang
detak. Ini hari pertamaku ker
ahutku pelan s
a nafas. "Ini salah
yang ia tandai seba
n tadi. Kenapa justru Bu Ira mengetik ang
ganti Pak dan print
mbali dua lembar kerta
periksa, dan menghitung berulang-ulang. Setelah aku yakin sudah benar, aku lalu mem-print u
yerahkan kembali hasil kerja
, kerjaan saya masih sal
Ya berarti kamu harus banyak be
h angka yang tadi Ibu masuk
ku ingin dia tahu bahwa kesalahan
hi saya yang senior sih Rin? Kalau s
tersinggung dengan ucapanku tadi. Tak ingin mempe
berlalu ke rua
ah benar. Pak Radit bahkan tersenyum
u berlalu. Jam sudah menunjukkan puk
tadi sempat memperkenalkan dirinya padak
uluhan itu berdiri. "Mbak Airin, Bu Ira, saya pulang du
tku dan Bu Ir
taf lelaki satunya, ikut ber
ersisa aku dan Bu Ira
Ira yang kini sudah berdiri di depan
sudah menanyaiku, artinya ia
line Bu"
ah p
tar la
au kamu memang nggak nunggu m
nada sinis. Ada apa dengannya? Mana mungkin aku minta pulang bareng bo