Hasrat Terpendam Suamiku
seseorang telah menyadarkannya dari alam mimpi, dia l
belumnya. Sementara itu, Sophia berbaring di sampingnya. Padahal seingat Sophia dia tadi d
-nerka kenapa dia bisa ada di atas r
nya Sophia pada Albert sambil
menatap setiap pergerakan
g memakannya selain Albert, kan? Ketika Sophia menoleh ke belakang, Albert masih menatapnya, lalu dia tidak sengaja melihat buku di pang
masuk ke kamarmu dan tidak kepikiran untuk memanggil seoran
n pandang dari Sophia pada lembaran di bukuny
ini tanpa seizinku," katanya denga
saja didengarnya. "You're welcome, Albert," sahutnya sarka
phi
lelaki itu lagi, lalu berkata, "Di lain kali,
di untuk membersihkan diri. Bersumpah jika sampai dirinya t
hasil goresan pensilnya di atas kertas. Seorang perempuan tengah tertidur bersandar di ranjang, i
atas bantal, memejamkan mata, dan mer
*
lih untuk menjauh setelah hari itu, dia bahkan hanya keluar kamar jika dirinya merasa lapar saja. Untuk apa? Tentu saja untuk
Dana keluar untuk membantu suaminya di ladang yang memang dikhususkan hanya untuk keluarga Raymond saja. D
panjangnya, membuka lemari pendingin dan memilih beberapa bahan yang dia butuhkan. Sophia tidak tahu mau memasak apa, tapi kemari
zat, pikirnya
dadu besar dan terasa alot, sayur-sayurannya gosong, tampak kering dan sama sekali tidak menggugah selera. Belum lagi d
lidahnya cukup lama, lalu melepas
gan masakann
a dia tidak belajar dari kejadian sebelumnya? Dia tidak bisa m
dia harap air hangat dan aroma terap
*
mang pilihan
ajah Sophia memberengut saat melihat Albert, yang sedetik kemudian berubah terkejut melihat apa yang
n!" cegah Soph
langsung terh
nya ja
i makanan denganku?" tanya Albert dengan tatapan jengah
ma, Albert langsung berhe
ingis. "Aku sudah mem
er pedas itu dengan susah payah, lalu meminum segelas air setelahny
ngangguk
ncoba untuk memasak apa pun!
a ke tempat sampah. Setelah itu, dia berdiri di hadapan Albert, mendongak
akukan! Besok, aku akan memasak banyak dag
dan menatap
pun juga mundur, dan menunduk. Kenapa dia ma
anya Albert setelah mereka
ahnya menatap Albert. "Tidak
u, baiklah, aku yang akan me
serius, tapi laki-laki itu
n Sophia yang hanya bisa mena
elihat Albert memasak dan tahu bahwa ternyata l
dibuka, menampakkan kulit kecokelatan yang mulus. Pipi tirus dan rahang te
galanya dengan cekatan. Dan melihatnya memasak seperti ini benar-be
diri di sana memperhatikan Albert
asak," komentar
padanya sekil
. Beri tahu apa yang
k berpikir, lalu menunjuk meja
meletakkan semua perlengkapan makan dengan rapi, lalu menaruh sebuah vas bunga
daging yang tadi digunakannya, jadi Sophia
piring daging panggang dan saos yang ia buat
berpikir lebih dulu. Dia segera meralat, "Aku tidak berpikir bahwa kau bau, hanya saja ... kup
menatapnya den
ak dengan ludahnya s
apa-apa," jawabnya, sembari menarik
ngambil gelas dan menuangkan anggur merah
t merasakan sisa panasnya. Lalu dia meletakkan gelasnya dan mendongak menatap Alb
meremang, dan detak jantungnya melaju semakin kencan
an penuh minat. Makan malam yang mereka lakukan selama ini selalu dipenuhi dengan kepalsuan dan kepura-puraan semata untuk menegaskan kepada media bahwa mereka masih berstatus suami
ran dan jeans pendek. Dia juga bahkan tidak mengenakan sedikit pun polesa
etiap kali Sophia bertanya, lelaki
lbert yang selama ini dicarinya. Namun setiap kali hatinya mencoba untuk luluh, akal sehat mempering
makan malam ber
. Hanya obrolan biasa. Sophia merasa santai, begitu pun juga dengan Albert. Mereka melup
*