icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pembalasan Arwah Seorang Istri

Pembalasan Arwah Seorang Istri

Penulis: Al Vieandra
icon

Bab 1 Terbangun di Alam Lain

Jumlah Kata:1041    |    Dirilis Pada: 29/07/2023

u? Kamar s

buat dari kapuk. Suasana kamar yang sangat berbeda dengan kamar dirumahnya yang terkesan modern. Berbeda dengan kamar ini, yang terlihat seperti kamar pada jaman dahulu. Dengan

foto tersebut. Didalam foto itu terdapat sepasang suami istri yang terlihat tanpa ekspresi. Tari merasa sangat asin

seperti tidak

terlihat sangat sepi. Seperti tidak ada kehidupan sama sekali. Akan tetapi, diluar sana terl

auh dari kota. Terlihat dari suasana diluar sana yang

ya suara semilir angin yang menggoyangkan dedaunan. Tiba-tiba bulu kuduk

, krie

jak kaget saat pintu kamar terbuka dengan me

mangkuk dengan bubur yang masih mengeluarkan asap. Aroma khas dari bubur ayam, seketika membuat Tari

ang. Ada sedikit lega di hati Tari saat ia menatap wajah wanita yang memberikannya senyum yang tulus. Seperti senyum seorang ibu kepada anaknya. Bah

na, Bu?" tanya Tari masih belum ingat baga

elai lembut rambut Tari yang panjang terurai. Perasaan hangat menjulur ke dalam hatinya. Sudah lama sekali ia tidak pernah merasakan belaian lembut dari

. Nanti buburnya keburu dingin

sa-sa

ikiran Tari. "Ayo sini, makan. Oh ... kalau begitu Ibu tunggu diluar kamar saja, ya. Barangkali Neng geulis malu kalau makan di depan Ibu." Lagi-lagi Ningsih bisa menebak apa y

i tau apa yang ada dip

ap yang masih mengepul diatasnya seolah-olah melambai-lamb

meja. Ia lalu duduk di di kursi yang ada di dekat meja. Tangannya mulai menyendok bub

perutku rasanya kenyang banget." Tari memegangi perutnya yang kekenyangan. "

ntu kamar. Mula-mula Tari menengok ke kanan dan ke kiri melihat sekeliling, sepi. Tak ada orang sama sekali. Tari melangkahkan kakinya keluar kamar. Ia bingung akan mencari Bu Ningsih kemana. Suasana rumahny

asana diluar sana. Dengan pelan, Tari membuka pintu lalu melangkah keluar rumah. Hawa dingin langsun

ku sampai ke tempat ini." Tari mendekap erat tubuhnya yang kedinginan. "Tapi aku suka tempat ini, udaranya sej

Seperti rumah Ningsih yang memiliki halaman cukup luas yang ditumbuhi oleh beberapa pohon yang memiliki daun yang rindang, seperti pohon mangga dan juga pohon

ri, kini semakin dingin lagi. Sepertinya malam akan segera tiba. Matahari mulai tenggelam berganti dengan b

idak ada yang mengumandangkan adzan Maghrib?" Ta

eperti suara anak kecil yang sedang merengek dan suara ta

usia, si

lu kuduk Tari meremang saat ada sebuah tangan yang memegang pundaknya. Tangan itu terasa sanga

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka