Getaran Sekolah
uku mereka dan bergegas pulang. Tidak terkecuali dengan Arg
? Buru-buru ban
," jawab Ar
a?" tany
awab Argat
ng," uca
t, begitupun juga Farah ya
dah gila?" tanya Farah yang tidak men
an gue mau pdkt,"
it berubah. Dibenaknya m
ta? Atau hanya mimpi buruk? Dan bagaima
benar-benar nyata nggak sih? Atau g
ibuat terpesona dengan ketampanan Argatha yang bertambah be
t dengan perlakuan gadis itu yang sangat jelas terjadi. Baru pertama kali
ha aja yang selalu anggap Aya
membuat gadis itu terdiam. "Gue bilangin baik-baik sama lo, b
a salah?" b
kkan?" tanya
un
r pakai
egera mengambil tasnya, dan berjalan melewati
gat
atha
erat, "Udah, ayo pulang s
pulang sama Arga
mau, gimana?" tanya Far
Argat
t. "Liatin aja, Ayana akan bikin A
a, terse
*
rnya sembari membayangkan wajah Ayan
? Mengapa wajah gadis agresif itu muncul dipikira
ul
Entah kenapa tiba-tiba jarinya mengklik grup kelas. Ja
Melihat foto profil Ayana. Dengan menggunakan seragam olahraga semb
ut bibir Argatha mengemba
api sayang terlalu over
endiri, tanpa sengaja Ar
S! MAT
rgatha mengakh
atiin, kalau tuh anak l
nya di bawah bantal, l
tt
bawah bantal membuat Argat
lalu melihat notifikasi yan
n Argatha? Ayana nggak la
ara: Ada a
Kenapa Argath
terbuka sempurna. "Benar-benar mati gue!" u
at cepat mengakhiri panggilan tersebut. Dan yang paling buruk dari i
tidak dapat disembunyikan. Ia lebih memilih untuk tidak
*
nya. Bukan tentang belajar yang membuat raut wajahnya seper
ana yang sudah menunggunya di depan kelas.
l Ayana sembari mel
asnya berat, lalu be
ap Ayana dengan senyum yan
ket, jadi lo nggak usah gre
bikin tambah tertar
kenapa nelpon Aya
i jam pocong?" t
ulai penasaran
wati Ayana, berusaha
i atas meja, lalu memasa
ha. Melihat ke arah pria itu. "Ganten
terus?" tanya Argatha yang sadar bah
ana juga, dan kita saling m
bisa ditahan lagi. "Harus berapa kali sih gue ngomong ke lo,
alu berisik jadi cewek! Gue ngg
gan perkataan Argatha. "Ayana pikir, Argatha
-katanya," ta
ung setelah melontarkan kata-kata yang menurutnya kur
menyakitkan bagi Ayana. Namun, ia sudah
dah keterl
*
a pahit pada Ayana. Sebenarnya, Argatha juga tidak m
itu. Berbagai sudut sekolah sudah ia telusuri
hat gadis dengan rambut yang digulung k
an kaki Argatha membuat jara
anggil Arg
, "Kenapa?" t
membuat Argatha berpikir kalau ga
anjang, berusaha mengontro
ksud ngomong kayak tad
a nggak salah k
in Ayana sadar di
Gue nggak bermaksud ngomong git
Argatha nggak perlu mi
lekat. Perlahan tangan Argatha me
marah kan
sakan sebuah sentuhan hangat y
ana sembari melepaskan ta
rah sama gue?"
atha?" tanya
n maaf, pulang sekolah gue a
gg
dengan Argatha, tapi jika mengingat perkataa
waktu itu lo minta
itu," jawab
atha mau ikut nggak? Kalau nggak
pergi meninggalkan Argatha yang masih diam di tempat