KEPINCUT PREMAN SALEH
nah dekat dengannya beberapa tahun lalu. Baru saja gadis itu duduk di kursi teras sambil mengi
lu sama tuh orang?" tanya Razaq ketus sambil men
MANIS DAN ASIN BANG TAN. Penasaran dengan isinya, Farhana bergegas membuka box dan meletakkannya di atas meja. Kebetulan
sang adik yang terlihat begitu laha
ihat berminat. Razaq pun mengambil kesempatan ini. Ia menyomot satu potong martabak manis dan
bang kembar satunya, Raziq, dari dalam rumah. Ia
lupkannya ke dalam kuah saus pedas. "Mantap jiwaaa ... Dari mana ini martabak? Siapa yang beli martabak mahal ini?"
yak menghabiskan waktu di pesantren dan jarang sekali pulang.
Adikku sayang. Pelanggan selalu puas meskipun
g beli?" tanya Raz
bil asyik mengunyah tanpa memedulikan Raz
meyakinkan dirinya sendiri. Anggukan kepala yang k
inian?" Raziq menyombongkan waj
r sama Hana, Ziq," Razaq
bisik depan Hana. Ke
Dek?" tanya Raziq penasaran. Farh
. Gadis itu hanya asyik menghabiskan sisa martabak dalam kotak. Tidak tersisa sedikit pun. Bapak da
r ke dalam mulutnya yang masih penuh. Razaq dan Raziq keheranan melihat tingkah laku adiknya. Sempat
Kesurupan apa gimana?" Razaq mencoba membacaka
erut Hana kan lapar. Semenjak bapak sama ibu menginap n
mpah di hadapan adiknya yang memasang wajah kesal. Sementara Raziq d
ang Rey suka sama Hana? Kayaknya di
ya itu? Kayak preman kampung begitu. Nggak sepadan sama elu yan
ek. Bukannya kalian dekat ya sa
embuang pandangan ke sekitar. Rumah besar dengan halaman dan taman yang luas ini tampak begitu cantik karen
digandrungi gadis-gadis di sini. Kita aja kalah saing. Ya, nggak, Ziq?
sih." Di luar dugaan, Raziq justru menja
Hana?" Kedua bola mata gadis itu berb
lagi ketika melihat ekspresi sang adik yang langsung jengkel dan bet
Hana juga ditunjukkin isi chatnya. Pas Hana baca, terkaget-kagetlah Hana ini, Bang. Nggak nyangka kalau si Usman semen
ziq menyelidik abangnya. Terlihat
nya apa?" tanya
sentuhan ujungnya. "Pake bibir, Bang, bukan jari!" tegasnya kemudian sambil ngeloyor masuk ke dalam rumah, me
*