icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Perjodohan Adiratna

Bab 3 Menunggu.

Jumlah Kata:1451    |    Dirilis Pada: 10/07/2023

unjukkan puku

idan pulang dari bekerja. Sebagai seorang pemimpin dari sebuah perus

sedang lembur di kantornya, itu

nti ketika suaminya pulang, dia bisa menyambut kedatangan sang

ang. Matanya terasa berat dan sesekali menutup. Ia berusaha teta

ntuk," gumam Adiratna, lalu per

menemukan bubuk kopi dimana pun. "Di mana ya?

dan laci hanya untuk mencari

melihat kulkas

angkuk sup. Sup itu adalah sup yang ia masak tadi pagi untuk sarapan. Seperti

m kulkas dan menyalakan kompor. Ia m

lezat. Bagi sebagian orang, kopi dan sup bukanlah perpaduan yang

nikmat. Adiratna tidak ingin sombong, tetapi ia me

dulu Adiratna sangat mengenal pria itu, bahkan makanan favoritnya pun Adiratna hafal. Zaidan itu menyukai makanan berkuah dan kur

ratna ingat betul bagaimana dulunya Zaidan sangat bersemangat menceritakan impia

impiannya. Karena insiden itulah, Zaidan terpaksa memb

mua karena

salahku," bisi

ah kota. Tampak 3 orang pemuda dan 1 wani

m bar tersebut, dengan penerangan ya

aja main di luar sampai jam segini," omel Trisn

gem di kamar, bukan di Bar," sambut Ronal, salah seo

ak dia ya sayang," ucap Leo sambil mel

egakkan tubuhnya. Ia lalu menarik tangan Leo dan memisahkan pria itu d

membuat ekspresi sedih. "Ca

itu. Ia sebagai sepupu Zaidan memiliki

, kasian istri kamu nungguin. Uda

lagi. Udah beristri nggak usah

ang. "Kenapa kalian ngusir saya? Padahal saya ke sini cuma untuk melepas stress. Lag

pun. Ini sudah yang kesekian kalinya mereka menasehati pria it

jah Adiratna yang sedang meniup tangannya. Wajah wanita itu terus sa

dan menghembuska

Zaidan kelihatan stress nggak s

udah setengah mabuk. Trisna, usir pulang gih abangmu itu, tak

menyuruh Zaidan pulang. Adik perempuan satu-satunya itu

ma jajaran pemimpin perus

Zaidan tidak lagi mempr

g tos karena akhirnya merek

nya. Rumah megah yang ia bangun s

i dalam garasi sebelum

masih bisa melihat sedikit cahaya redup dari ruang tamu. Zaidan be

dur dengan posisi duduk dengan kepala yang dibaringkan di atas meja kaca

at. Mungkinkah wanita i

ri lampu belajar yang ada di depan Adiratna. Zaidan juga meli

ajah Adiratna yang sedang

ya dan menatap Adiratna sekilas

pai tertidur dengan posisi tidak nyaman seperti it

dan tidak peduli, ti

angan. Sepatunya juga ia lepas asal, dan langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur, tanpa

an hanya makan sepotong roti seharian ini karena tidak sempat mencari makan di luar. Jadinya dia pergi

mbuka mata,

sudah jam

amun sedetik kemudian ia kembali

rku,

, tentu saja lehernya akan terasa pegal. Apa

an ia bisa sedikit mengangkat kepalanya. Walaup

t kaget setel

pagi?"

esampainya di depan pintu kamar Zaidan, Adiratna hendak memb

eh masuk ke

l harap-harap cemas ia menunggu pintu itu terbuka. Apakah Zaidan

Adiratna kembali mengetuk, ka

ng terlihat baru bangun tidur. Rambutnya yang acak-acakan se

erkata-kata. Dengan susah pa

al Zaidan yang membuat Adiratna sulit m

meliuk-liuk dengan proporsi sempurna. Perutnya yang berbentuk kotak-kotak, atau Adiratna sering mendengar

jika ia yang menyentuh otot-otot itu, menyentuh

?" tanya

my

kencang. Suara serak khas bangun tidur Zaidan terdengar s

Adiratna tidak bisa

esal, wanita ini mengganggunya pagi-pagi buta dengan menggedor-gedor p

rlahan. "Kalo nggak ada hal penting yang mau dibicar

nya, ia kembali ke dalam kamar dan melemparkan diri di ata

nahan nafas akhirnya mampu

mamnya sambil memu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka