Perjodohan Adiratna
kamu sebagai istri saya. Pernikahan ini saya setujui hanya karena
dalam hidupnya. Karena wanita inilah yang menghan
alu. Ia menyelipkan sebagian rambutnya ke belakang dan tersipu
memperingatkan Adiratna dan reaksi wanita itu tidak pernah serius sama sekali. Ia kira wanita itu akan menunjukkan raut sedih atau k
embenci kamu, sampai kapan pun rasa benci ini tidak akan pernah berubah." Setelah mengatakan
na sambil melihat punggung Zaidan yang s
nya bernaung. Ia baru saja menikah dengan Zaidan Birmantara. Seorang CEO dari sebuah perusa
itu punya sikap pantang menyerah dan pekerja kera
perjodohan itu sesuatu yang mengerikan. Tetapi, untuk Adiratna, perjodohan yang sekarang ia l
rang di hati Adiratna tidak akan pernah luntur. Lagipula, ini merupakan kesempatan baginya unt
engan begitu, Adiratna akan lebih mampu menjalani hidupnya den
menyeret kopernya dan m
•
minggu
dengar, kan?" pekik Adiratna sambil me
fungsi dengan normal. Baru saja ia mendengar ibunya mengatakan tentang p
i telinga kamu perlu diperiksa
alu duduk di sebelah ibunya dan menata
?" tany
n jodoh-jodohan. Sekarang Adiratna sudah besar, sudah punya penghasilan sendiri, sudah bisa nyenengin diri sendiri, nyenengin
an langsung dengan Adiratna. Ratna punya masalah dengan kakinya karena sebuah insiden kecelakaan, yang memb
itu. "Sebelum kamu bertemu calon suami kam
-tiba ia sadar. "Kalo gitu, abis ketemu calon suami,
l menggeleng-gelengkan kepalanya.
Adiratna dibawa oleh ibunya untuk bertemu keluarga calon suaminya. Adir
ia yang duduk di salah satu meja restau
u adala
n pria itu. Ketika melihatnya hari itu, senyum
tu saja Adiratna langsung menerima perjodohan itu. Siapa sih yang menolak jika dijodohkan denga
Zaidan. Walaupun wajah pria itu tidak menunjukkan sed
tiba-tiba menerima perjodohan ini dengan lapang dada. Se
tas nama perjodohan ini dan beginilah sekar
sedang berada di ruang tamu. Ia menatap sekeliling
. Sebagai istri yang baik, ia ingin membantu Zaidan.
a," sergah Zaidan
tangannya dan hanya ber
lalu melipat jasnya dan menatap Adiratna. "Jangan lihat sa
atanya. "Yaelah mas, cu
uaminya? Padahal ia yakin bahwa semua suami di luar sana pasti menginginkan pelayanan yang baik dari i
idan, memanggil asis
ambil tergopoh-g
rnya," ucap Zaidan
ri sekarang. Ia membayangkan bagaimana hari-hari mereka nantinya dalam kamar yang sama. Dimulai
ua tangannya. Ia salah tingkah sendiri mem
nya itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Kepalanya tidak
dan ibunya ingin menjodohkannya dengan anak dari sahabat merek
digantikan oleh adiknya. Memang perusahaan yang sekarang ia pimpin dulunya adalah milik ayahnya dan sampai sekarang ayahnya pun masih pun
a tidak mudah bagi Zaidan untuk menduduki jabatan ini. Ayahnya bukan tipe orang yang dengan
elama 1 tahun lalu bercerai, dalam jangka waktu itu, ia bisa bekerja dengan santai, istrinya mungkin ti
rat
h bencana, begit
i Sumi sambil memberi
engikuti arahan Bi Sumi. Akhirnya mereka
melihat Zaidan ma
satu kamar?" tany
n singkat dan langsu
•
depan TV. Bukan di sofa ataupun di tempat empuk lainnya, w
t Zaidan menghampirinya. Ia berdiri dan m
mu," ucap Zaidan sambil menunjukkan beberapa lem
tanya Adira
rdua satu kamar? Atau mungkinkah
sik apa pun itu. Tiga, tidak boleh makan satu meja. Empat, kamu tidak boleh masuk ke kamar saya, begitu juga saya, saya tidak akan masuk ke kamar kamu. Lima, tidak boleh memakai barang pribadi orang lain. Enam
erut dalam. "Alasa
mu selingkuh misalnya? Terserah, yang penting alasa
n itu, Zaidan kem
empat semula dan mulai membaca isi dari kertas-kertas itu. Lembar per l
rutan di dahinya. "Seriusan? Sebanyak ini perjan
ntu kamar Zaidan. "Liat aja ya! Aku pasti bisa mendapatkan hati kamu
ke meja kaca di depannya. Sambil menatap kertas-ke
, yang satu cinta dan yang satu benci,
ereka akan seperti i