DICERAI SUAMI, DIPINANG CEO
ah sakit?" Felicia bertanya seraya menyiapkan ke
di depan cermin, Robby t
ekerja di rumah sakit, memang
takannya?' batin Felicia, masih teri
minya itu memesan untuk orang lain. Namun, tidak ada yang bisa men
alah? Aku akan usahakan agar pulang sebelum Mas pulang," ucap Felicia
mengapa, pria itu amat jarang menatap langsung kepada Felicia. Meski mereka
akukan semaumu," ujarny
ditanya alasannya, pria itu akan menyebutkan hal yang sama, yai
rgi. Tidak ada kecupan ringan dan usapan penuh ka
, kemudian mulai merapikan handuk
sudah siap untuk pergi. Tujuannya bukan ke banda
r keluar kota," ucap Felicia kepada Inara. Mereka
kukannya nanti. Yang terpenting sekarang
ap Felicia dengan tulus. Setiap kali dia merasa kosong, Inar
kamu masih memiliki Robby. Walau dia mungkin
tersenyum geti
ata itu, apakah ia harus memercayainya atau tidak? Sat
Wanita itu berjalan dengan hati-hati menelusuri koridor hot
ada di kenop pintu, tetapi ia justru gemetaran
. Tanpa berpikir panjang, dia membuk
etapi dia menemukan sepatu pria dan wanit
h cepat, s
tertatih ke arah sumber suara dan tubuhnya nyaris limbung saat ia benar-benar menemukan suamin
ini?" Felic
mun, ia justru bergetar. Akan tetapi, suakan tubuh polosnya di balik selimut, b
Terlihat kaget. "Bagaimana bisa
erkaca-kaca, "Seharusnya kamu berada di rumah sakit. Mengapa kamu just
Ia ingin meledakkan semuanya seketika, tetapi yapakah kamu membohongiku? Apakah ini yang kamu laku
, hal itu justru membuat suara dan napasnya tersendat. S
engerti dan mengerti, tetapi apa yan
"Walaupun aku menghabiskan waktu liburan bersamamu pun tidak akan bisa m
merasa berat tiap bernapas. Namun
aku yang menghabiskan waktu liburan bersamamu." Dia berjal
ergi sekarang!" ujar
selimut itu. Robby pun bangkit
aa
a mendaratkan sebuah pukul
menafkahimu yang bahkan tidak bisa memberiku keturunan. Setidaknya, kamu ha
nya menamparnya satu kali, tetapi Felicia
y dengan tidak percaya. "Jadi, selama i
. Bahkan jus dan masakan buatanmu tidak ada yang enak! Dan kamu tidak bisa memberiku keturunan. Apaka
ali tak berharga di mata sang suami, tetapi dia mengatur napasnya dan
u selama ini, Mas. Mulai sekarang, aku akan berhenti. Aku
*
cia puja dan elu-elukan langsung menyetujui ucapan Felicia. Tid
rinya akses ke kamar itu. Ia tidak menyangka jika tindakan itu akan menjadi akhi
trotoar. Tidak tahu apa yang harus di
minya. Felicia menjadi istri yang patuh, tetapi hubungan itu dipu
oleh seperti ini. Ia tidak boleh menjadi gadis lemah yang
arus ia siapkan adalah pemasuk
*
, tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk menyiapkan
nya pun cukup bagus. Seharusnya itu semua cu
pa?" Seorang dokter mewawancarai Felicia saat wanit
ah dan mengabdikan diri sebagai seora
kter itu mendeci
a sesuka hati? Menjadi dokter adalah tentang dedikasi! Dari keputusan itu, terlihat jelas kau tidak pernah ser
eksi bertanya saat Felicia mencoba mendaftar pada rumah sakit lain. "Bahkan orang yang menggambar pun bisa kehilangan kemampuannya jika ti
dan sudah menyiapkan diri, tetapi rupanya semangatnya pun
ri fakultas kedokteran sea
t ia mencoba lagi. "Hah! Jangankan mendaftar menjadi dokter m
it itu dengan langkah lunglai. Di dalam tasnya, terdapat map coke
erti dirinya untuk memulai lagi. Bahkan, sepak terjang
g dan memasuki salah satu res
la terbesit d
n mendaftar menjadi seorang pelayan. Setidaknya, ha
ngnya yang terasa hambar itu de
kk
sumber suara dan terkejut saat melihat seorang pria tergeletak di karpet d
mi membutuhkan seorang dokter!!" Seoran
seakan mencari seseorang yang mengajukan dir
ah seora
a berjalan maju me
jarnya, dan semua oran
egang seorang pasien. Ia tidak yakin, tetap
n tegas. "Cepat buka kancing bajunya dan angkat k
cia terus melakukan RJP. Tidak hanya itu, dia juga memerik
apas. Jantungnya kembali berdetak dan
h Felicia. Tangannya masih bergetar. Bahkan, ia sendiri tidak percay
niat kembali ke mejanya, tetapi t
eminta nomor ponselmu
mbantu Felicia memberik
pa?" tany
miliki nomormu untuk berjaga-jaga seandainya sesuatu terjadi pada Tu
yang mulai dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Dari se
yelamatkannya, tetapi kini
a tidak punya pilihan
jadi pada Tuan Gavriel, kami pa