Di Ujung Penantian.
Anita sambil menyerahkan
mel lagi, bosan tau ngomel melulu, cape." ucap rentenir itu sambil berjalan pergi dan d
uk apa ibu punya
ng pun langsung berpura-pu
mbayar kontrakan, sementara ibu tidak pegang uang sama
agi membantu ibu, karna aku juga
nggal dimana? mencari rumah kontrakan itu sulit, apalagi yang
ahu rasanya tinggal di jalanan," itulah yang sangat ingin di ucapkan oleh Anita, tetapi dia masi
ak uang, kalau aku punya pasti
kamu tidak punya uang beneran baru tahu r
nya Anita yang ketakutan, karna dia tah
nanya kamu punya banyak uang jika kamu sa
bisa mengerti de
besar, dan sekarang giliran ibu minta bantuan, kamu menolak membantu ibu," ucap Lastri sambil tangan kanan nya memukul-mukul dada nya sebagai ungkapan rasa sakit h
uruk tentang anak ibu sendiri didepan orang banyak?"
enangkan hati ibunya, apa yang salah dengan didikan ku." ucap Lastri sambil memukul dada nya kembali d
m membuat Anita merasa sangat tertekan terl
masuk neraka? dasar anak tidak tahu balas Budi, alangkah berdosa nya kamu karna su
dak mampu lagi dia bendung karna hatinya merasa sang
telapak tangan nya yang terbuka sebaga
cap Anita yang tidak ma
ti Anita dan berbi
g ada disini tahu tentang kamu?"
i Bu
tri langsung menutup mulut Anita dengan jari telunjuk
da." ucap Lastri berbisik sambil menarik rambut Anita, d
ku berikan kepada ibu," ucap Anita sambil menahan sa
an kiri nya dari rambut Anita dan tangan ka
maksut meninggalkan ibunya, tapi
suara Guntur berbunyi dengan nyaring dan membuat semua orang yang ada di situ juga ikutan terkejut, Anita menutup kedua telinga nya
mobil tuan nya, kemudian tuan nya membunyikan klakson m
ap kan beberapa pakaian ibu, na
k Tu
, aku dan Miranda akan makan diluar sampai malam." tambah nya lagi, y
ungkan telunjuk nya kearah Anita dan Anita pun mengangg
utinya karna ketika Anita sampai di depan gerbang rumah Romlah, ibuny
ah begini, dasar pembohong seperti ayah nya." ucap nya dalam h
nguras uang Anita karna menurut nya dia punya hak untuk menik
ah seperti yang di sebutkan oleh ibunya dan dalam hati Anita merasa
t karna dia tidak tahu siapa yang datang, karna jika itu majikan nya maka mereka punya kunci nya untuk masuk, Anita pun berg