Di Ujung Penantian.
gabaikan tapi dia tidak tega, Anita melihat kejadian itu didepan nya dan yang menonton b
a seorang pria yang duduk santai di bangku, sementara du
lu saja mengabaikan nya dengan berkata tidak punya u
ayar secepat nya," pint
gangkat sebuah meja kecil yang nyaris dia lemparkan
u..
kepada Anita yang sedang berjalan mendekati ibunya kemudian me
a nya sambil berus
i masih heran Lastri pun membalas pelukan anak nya, kemudian setel
hutang i
tikan Anita yang berkulit putih mulus karna selama
saya bayar."
rcayai mu?" tanya jura
u berjanji, tapi jangan saki
yentuh dagu Anita lalu memberi isyarat kepada anak buah
skan kekacauan itu, kemudian
mbayar hutang ibu besok?"
ahut Anita dengan pelan karna dia tahu b
an mu?" tany
Anita bahwa dia harus segera kembali kerumah
ng bergegas pergi,
pa bawa ua
takutan karna dia pergi sangat lama, dan terpaksa Anita naik ojek untuk pul
mbuat Romlah gelisah menunggunya dan ketika Anit
saja kamu? jam s
asar Bu' dan saya juga tid
kamu beli?" tan
dan menyebutkan harga nya satu persatu yang
ngan sangat jelas bahwa ongkos ojek yang dia keluarkan tidak akan diganti oleh Romlah
ita mengeluarkan uang dari dalam jahitan kasur nya dengan j
dapatkan." Anita pun tertidur
gsung sibuk dengan pekerjaan nya karna dia tahu akan b
u lagi Anita pun segera pergi ke pasar dan kali ini dia lebih cepat sampai dipasar karna d
tunggu oleh juragan Karta dan anak buah nya
tapi dengan syarat kamu mau menjadi istri ke 4 ku," uca
unas hutang ibu saya," sahut Anita sam
ium uang itu lalu berjalan pergi sambi
kemudian Lastri mendeka
lamaran jurag
i lagi-lagi dia gagal pergi karna tiba-tiba Anita mend
ar hutang mu
sahut Lastri sambil memegang tang
membayar besok," uc
anya karna kaget dan de
g ibu tadi dan saya....." belum selesai An
bu yang sudah melahirkan mu," u
i Bu
juta." ucap
api besok,"
ucap Lastri dengan yakin dan Lastri pun tersenyum li
dirumah dan kali ini Romlah kembali ingin tahu berapa jumlah belanjaan Anita dan dia hanya diam ketika Anita berkata jumlah belan
k uang nya yang akan raib lagi besok, dalam hati dia sebenar nya sangat sayang mengeluarkan uang itu tapi dia juga taku
ke pasar, dan Bu Retno sudah menun