icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Senyum penyesalan

Senyum penyesalan

Penulis: putri lutfi
icon

Bab 1 Senyum tulus

Jumlah Kata:1096    |    Dirilis Pada: 03/07/2023

?" Mazaya tersenyum manis menyambut suaminya

stri Adam menjawab sambil menari

dam merasa beruntung mendapat istri yang begitu pengertian. cantik, baik, lembut, santun, dan patuh, itu semua ada di dalam diri Mazaya. Dan itu semua adalah milik Adam dan h

rnah di sentuh oleh sang suami, entah apa

as kop

s kopi hitam kesukaannya di meja, aroma dari kopi yang meng

ipis. Sesaat mazaya terpaku melihat itu, selama pernikahan m

tipis tapi itu sudah membuat dia senang, perjuangannya selama tiga tahun lebih da

m yang langsung di makan oleh sang suami dengan lahapnya. Semakin senang saja Mazaya menyaksik

ekolah, sekalian nanti mampir ke rumah Abi dan umi,"

ih sering menunduk di depan suaminya itu, jika ingin melihat sang suami dia

au umi bertanya," Adam menjeda kalimatnya, dia menoleh kearah mazaya dan tersenyum. Senyum yang lebih

ku akan pulang lebih cepat", Adam melanjutkan uca

ng suami untuk yang kedua kalinya. Jika kalian mengatakan dia lebay itu tak masalah bagi Mazaya, karena untuk mendapatkan senyum itu but

h kearah Mazaya, dia mengerutkan alis saat meliha

nyentil dahi Mazaya "ke

nya, sungguh dia malu jika sampai Adam melihat wajahnya yang memerah hanya karena sebuah senyuman. Ditambah ta

dalam hening. Setelah beberapa menit mereka selesai,

kan salam ku pada umi dan Abi." uc

kang hingga di depan pintu. Dia menyodorkan tangan dan Adam yang menge

gelus kepala mazaya yang berbalut hijab coklat. Dia

membuncah rasa bahagia hanya karena perlakuan Adam hari ini. Entah mimpi apa dia tadi malam hingga sang suami bisa berubah seperti itu, per

lai menunjukan ketertarikan akan dirinya. Dengan langkah yang ringan dia mengambil tas untuk segera berangkat mengajar. Dia mengeluarkan s

enggunakan mobil. jawabannya, ya karena menurut Mazaya mot

nya bibir Mazaya melengkung membentuk bulan sabit, ini merupakan hari yang membu

n melangkah menuju ruang guru, sepanjang lorong dia tak henti menebar senyum

pun menyukai sifat Mazaya itu. Dia sampai di ruang guru dan langsung menuju meja nya, kerutan di dahinya m

ru kepala sekolah yang melan

tadi yang sudah berdiri seoalah menyambutnya. Dia

ang akan menjadi murid ibu, dan ini wali nya buk

, perkenalkan saya Mazaya." Dia mengulur kan tangan

nggam uluran tangan Mazaya. Mereka saling tersenyum namu sedetik kemudian senyum Mazaya luntur dan be

geja namanya dengan sedikit penekanan yang mana hal it

aya seperti tadi, dia hanya refleks melakukan itu semua karena merasa bersalah atas pe

gan mencekam setir mobil "maafkan aku Aya."

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka