icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Perawan Satu Malam

Bab 4 Kacau

Jumlah Kata:1226    |    Dirilis Pada: 09/06/2023

ai kamar hotel. Mendesah pelan kala mendapati p

i kandang singa," keluhnya seraya mengangkat baju

bisa ia kenakan untuk menutupi tubuhnya. Hingga tatapannya ter

ha. Beruntungnya kemeja itu berwarna gelap bisa menyamarkan bagian tubuhnya yang menonjol yang tidak ada pelindun

ap-endap seperti maling yang takut ketahuan warga. Menatap sekitar dan memastikan kalau ya

ift tanpa ada yang melihatnya. Dengan tangan gemetarnya ia m

ajahnya yang terlihat menyedihkan. Setitik air mata kembali jatuh membasahi pipi mulusn

pus air matanya kala sebentar lagi kota

ntung meskipun acak-acakan masih bisa ia atur dan bisa menutupi

alan dengan secepat mungkin agar bisa sampai di depan hotel tanpa ada yang mengenalinya. Beruntung pagi

*

sandar di kayu berbentuk persegi panjang dengan suara isak tangis yang sesekali ia tahan. Ingin

elakukannya karena takut m

enikah dengan istri barunya dan jangan lupakan wanita itu

ternyaman untuk pulang tidak ubahnya

mal, nyatanya itu tidak bertahan lama. Baru dua bulan dia menikmatinya

ersisa, setelah ini ia yakin hidup

kotor Ma..." Viona tergugu sambil terus meracau. Seakan

enopang tubuh lemasnya. Viona meringkuk di balik pintu, rasanya ia tid

Viona tinggalkan. Menyisakan sosok laki-laki bertubuh kekar dengan wajah luar biasa tam

, namun pergerakannya seketika terhenti kala merasa

tuk memastikan kalau wanita itu b

ak mendapati wanita yang ia tid

engan selimut yang menutupi area bawah perutnya. Masih dalam keadaan polos, semalam dia

aki-laki hidung belang. Ternyata tebakannya salah mengingat semalam bagaimana ia menerobos masuk dinding pertahanan wanita itu. Apalagi ketika ia bangun sudah tidak mendapati dia berada di si

t dalam diri Steve. Dia sudah

i kamar ini!" tukasnya. Bak di film film saat ini Steve seper

da di kamar ini sih?!" desahnya pelan.

aaf mungkin! Akh... Biarlah, suru siapa dia m

nya, siapa tahu bisa membuat pikirannya jernih. Setidaknya dia bisa mengamb

ndi dengan handuk melilit di pinggangnya. Dengan langkah go

a di sana. Semuanya ada hanya satu kain itu yang tidak ia temukan. Sem

t kain berwarna merah maroon di sana. Sekelebat bayangan wanita itu memakai

ya sudah tidak layak pakai. Sekarang Steve paham kenapa kemeja

pel gigit itu sudah berada dalam genggamannya. Menekan tombol power, beruntung benda itu masih menyala karena kalau tidak bisa di

ar menjemputnya di hotel tempat ia berada

*

el. Memikirkan sosok wanita misterius yang ia renggut paksa kesuciannya. Sedikit titik terang datang menghampirinya kala tadi ia berpapasan dengan

but lantaran rasa acuhnya lebih besar dari rasa bersalahnya. Lagian siapa suruh be

li. Ben melirik atasannya itu melalui spion. Terlihat Steve diam dengan tenang, lebih tepatnya me

apa. Ingin rasanya ia tepuk bahu laki-laki itu sayang seribu sayang tidak bisa ia realisasikan lantaran saat ini dia

dengan kemudinya. Biarlah nanti setel

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka