Perawan Satu Malam
k .
berada di belakang Viona, membuat
dalam kala mendapati tubuh seorang laki-l
tertidur di sini?' Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam benak Viona. Hingga di deti
ah tamu yang di maksud manager nya mengingat dia terjatuh tepat di depan pintu kamar yang baru saja ia siapkan. Tapi, kenapa tamu inu datang ke lantai ini seorang diri?. Viona cel
tu kamar yang sempat ia tutup tadi. Belum sempat ia kunci karena tadi tertun
, sekarang tinggal bagaimana caranya dia bisa membaw
aranya membawa tubuh sebesar ini seorang diri masuk ke dalam kamar. Viona menatap tub
embalik tubuh laki-laki yang entah
ni apalagi membawanya ke dalam. Mustahil rasanya dia bisa menyelesaikan s
sana seorang diri, mengingat dia adalah tamu managernya. Kalau ditinggal begitu saja dia takut merusak citra hotel bintang tujuh te
sisinya sudah terlentang dan dapat Vio lihat gar
ni. Tangannya pun masuk ke bawah ketiak laki-laki itu lalu menariknya dengan posisi tubuhnya yang perlahan bangun
dia bisa memapah tubuh sebesar ini seorang diri, apala
sudah merasa lelah yang luar biasa. Mau mencari bantuan rasanya tidak mungkin karena saat ini dirinya tidak membawa
S
D
T
et
arak satu meter lebih sedikit Viona berhenti. Napasnya naik turun d
tangannya setelah tadi menoleh untuk melihat seberapa jauh
a, tapi sudah lebih baik dari
ona terdengar putus putus. Kali ini dia benar-benar lelah dan
an dahaganya. Nihil, sesuatu yang ia cari tidak ada di sana terpaksa ia harus menahannya hingga urusannya dengan la
kir apakah ia bisa membuat tubuh sebesar ini berhasil sampai di atas sana
ulkan segala kekuatan yang tidak seberapa kuat dan dan bisa dipastikan kalau saat ini hany
aik setengahnya. Masih setengah dan kakinya menjuntai ke bawah.
g tidak sebentar untuk gadis c
rada di atas ranjang. Kakinya pun sudah tak lagi menjuntai, hanya saja posisiny
tubuhnya lalu duduk tep
depan wajah tampan itu, meski tidak mendapat respon sedikitpun tak membuatnya berhenti. Dirinya yang dibuat capek berkali lipat dari
di atas dada laki-laki yang sedang ia omeli. Ini bukan benar-benar
an wajahnya yang mendarat sempurna di atas dada bidang laki-laki yang baru saja ia tolong. Sebenarnya masih dalam batas wajar mengingat dia set
Dia membayangkan kalau saat ini dirin
ayangkan saja sudah semenggelikan i
dak sadar kalau saat ini wajahnya tepat
a dibungkam laki-laki asing itu. Bola mata coklatn
i. Ini ciuman pertamanya dan dengan lan
utannya. Tangan mungilnya memukul
yang terus memukul dada bidang itu. Berhar
la belakangnya sudah di tahan. Pergerakan Viona benar-benar te
lepas ciumannya. Viona menghentikan puku
an tatapan tajamnya dari wajah tampan di depannya ini. Dalam hatinya terus mengutuk, berbagai macam
buhnya masih berada di atas tubuh pria asing. Didetik berik
am