Aqnessia
o merasa ada yang kurang di meja makan. Sang kepala rumah tangga terus berpiki
tersadar
na Aq
saling melempar pandangan, tampak tidak ada yang tahu dengan keber
k, memanggil salah sat
paruh baya datang ke temp
, T
eano terdengar sangat tegas. "Anak itu seharusnya tahu jik
ng sikap Aqnes yang me
geming. Dia melirik tuannya dengan taku
rena menunggu putrinya itu turun ke bawah dan ikut sarapan dengan mereka. Kesabaran Keano
qnes tidak pulang s
uh Keano mematung. Dia menyorot wanita p
snya Keano sadar, bukan? Tapi, ia bahkan tidak menyadarinya sama
i, Tuan. Dan dia belum
ku tidak tahu?" t
itu menjawab dengan takut. Ia khawatir jawabannya akan membuat majikannya semaki
rkacak pinggang. "Maksudmu, aku terlalu fokus pada pu
an aura tidak mengenakan hingga membuatmenyimak. Tapi, kala suasana menjadi tidak kondusif, Nuo memutuskan untuk angkat suara. "Sebenarnya saya pun ingat jika tuan melarang kami semua menggangg
ri, kamu bilang itu masalah kecil?"
beradaannya di luar sana membuatnya dalam bahaya, karena musuh yang ia miliki
ikir jika dia tidak penting di mata kalian." Nuo bicara terlalu terus terang. Pe
eano bertanya dengan re
sendiri. Julia pun merasa tidak nyaman. Ini adalah pagi pertamanya setelah malam pertunangannya dengan Aldef. Tapi bukannya
santai, seolah itu bukan masalah sama sekali. Tapi dia tidak menyangka jik
elihat ayahnya yang m
dak perlu memikirkan tentang Aqnes. Karena sejak awal keberadaan perempuan itu tid
tra pertamanya tanpa menga
Y
i ke rumah, maka katakan hal yang sam
caya. Apa ini?! Kenapa ia justru
sa meski tidak nyaman ikut dilibatk
inya tak pernah takut sekali pun ia mengancam akan membunuh pria
l yang ada. Aku ingin saat aku pu
ngan patuh. Dia pergi dari sana untuk
," usir Keano pada
Wanita itu akhi
ni memulai acara makan karena Keano masih belum mempersilakan me
. Seharusnya sebagai ibu, Amanda lebih memperhatikan anak-anak mereka, bukan? Tapi bagaima
diri. Padahal sejujurnya dia hanya mengatakan kebohongan. Amanda tidak pernah bicara dengan Aqnes, atau sekedar menanyaka
ibumu menegur Aqnes?" K
a men
erti orang asing di rumah ini. Kala berpapasan p
lungnya itu akan begitu jujur hingga tak mem
ajam pada istrinya. Wanita
timidasi. "Aku sibuk bekerja dan tidak memiliki banyak wak
eremas pakaiannya di atas lutut.
apa yang kamu lakukan? Kamu bahkan
melihat orang tuanya bertengkar seperti ini. "Ini tidak akan terjadi jika saja kak Aqn
ang harus menerima kenyataan jika kekasihnya dir
matung s
tahan menyaksikan pertunangan k
uatu. Dia menatap satu per satu orang di