Me And Six Woman
erlahir di salah satu kota terbesar di Indonesia, terle
iki nilai kemanusiaan yang tinggi. Dia baik, so
i Negeri 123 dengan mendapatkan beasiswa di salah
dengan kulit sawo matang, hidung man
ngan makhluk yang sering disebut sebagai 'wanita'. Baginya, baper bukanlah gayanya,
ak penting! prin
anita yang berusaha mendeka
er Musically Siswa (TEMASI). Setiap kegia
perkuliahan semester ketiga. Tiga semester
mendapat telepon dari kampung halamannya
tidak tertarik akan wanita serta segala
n cinta sejatinya. Sebelum ia menemukannya, ia dipertemukan dengan enam wanita yang
dinding menunjukka
video tutorial akan segala hal. Tak lupa, secangkir kopi pahi
nya mengabaikan gawainya yang masih mengeluarkan nada derin
phone kemba
n tutorial tentang editing p
elfon jam 11 malam begini, gak tau waktu." Kesal Joe dengan
da gawai, "Siska, ngapain dia
i ke meja laptopnya. Melanjutkan menonton video tu
ini ...." Fokusnya mulai beralih dari laptop
dibiarkan, dengan rasa kesal akhir J
pon malam-malam gini? M
aja gak angkat
erakting menguap agar meyakin
ingin lo liat ke jende
pan kontr
dimatika
ati jendela. Perlahan-lahan membuka g
l jatuh. Menyudut, merapatkan diri di pintu. De
Tangan dan kaki Joe gemetar. Tubuh serasa lemas. Ker
u. Bertaring panjang. Muka pucat dengan noda darah
engar tawa dari luar
cuekin gue ... hahaha." Siska dari luar rumah
Selalu gangguin hidup gue,
erah bak udang rebus "harus gue kerjain balik
intunya dong ...."
" tanya Siska dari
dari dapur kontrakannya. Padahal ia men
" Joe mengambil binatang keci
menuju pintu kontrakannya. "Mati lo, Sis. Pembalasan lebih
lihatkan sedikit posisi Siska di luar r
? udah malem
agi pingin keluar
sa ya kalo gak gangguin gue sehari?" tanya Joe semb
asuk nih?" ucap Siska sambil mendor
gue keluar, gue tidur di
? kamar gue cuma
mar sama lo"
mungkin Joe nafsu. Di
u?" ta
ih gu
in tau lo punya nafsu ngg
aki, tangan siska memegang gagang pintu. M
" Joe melemparkan
oe. Cepetan!" sambil mengusap - usap badan. S
karena berhasil membala
eli ...." Siska
oa yang melekat di badan s
ucap Joe sambil meredakan tawa
kecoa yang nempel di pundaknya lalu
oe. Meletakan wajah di dada, Joe. Deng
t kebelakang. Joe, Melihat wajah, Siska. Mengu
uat lo ketakutan gini, Sis. Gue ngga
mengangkat kepalanya, dengan mata
ka. Joe berkata. "Kita keluar aja ya, Sis. Gue tem
dia. bahkan dengan kondisi gue yang lagi ketakuta
Gue tunggu di mobil ya, Joe. Jangan cep
in meja laptop